Skip to main content

Menuju Indonesia 0 Kasus Kematian, Kementerian Kesehatan Berkolaborasi Dengan Takeda Luncurkan Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD

Penandatanganan perjanjian kerjasama Kemeterian Kesehatan RI dan PT Takeda Innovative Medicines | Foto: Dokpr

Kasus DBD di Indonesia hingga minggu ke-33 di Indonesia

Ada kabar baik yang dibawa oleh Kementerian Kesehatan lewat update terbarunya di p2pm.kemkes.go.id seputar kasus demam berdarah minggu ke-33 tahun 2023 di Indonesia. 

Dalam informasi tersebut disampaikan bahwa kasus Dengue dan kasus kematian tampak menurun cukup drastis. 

Baca juga: MAKSIMALKAN MEDIA DALAM UPAYA SUARAKAN ISU KUSTA

Tahun 2022 tercatat kasus Dengue mencapai 143.266 kasus dengan jumlah kematian mencapai 1.237. Sedangkan hingga minggu ke-33 2023, kasus yang tercatat hanya 57.884 dengan jumlah kematian sebanyak 422. 

5 Kasus Kota dan Kabupaten dengan kasus DBD Tertinggi di Indonesia tahun 2022 | Foto: Dokpri

Kita tentu berharap agar jumlah ini tak lagi naik hingga menutup tahun 2023 dan seterusnya. Pun bila harus naik, kenaikan yang terjadi harapannya tidak signifikan. 

Masih berdasarkan data yang sama, tahun 2022, tercatat ada 5 kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi yaitu Kota Depok, Kota Medan, Kota Bekasi, Bandung dan Kota Bandung. 

Baca juga: PENTINGNYA RUTIN SCALLING UNTUK ESTETIKA HINGGA KESEHATAN GIGI

Tahun ini, jumlah kasus DBD tertinggi justeru ada di Kota Bandung dengan jumlah 1.281 kasus, Kota Denpasar, Kota Bekasi, Badung dan Bogor dengan jumlah 888 kasus. 

Namun, untuk mewujudkan hal ini, tentu dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, termasuk dari masyarakat itu sendiri, untuk dapat bekerjasama menuju Indonesia 0 kasus kematian pada tahun 2030 mendatang. 

Mengenal DBD dan bahayanya untuk semua orang

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti. 

Penyakit ini bisa menularkan siapapun baik yang tinggal di desa maupun di kota, baik anak-anak atau dewasa, yang miskin atau yang kaya. DBD merupakan salah satu jenis penyakit yang kehadirannya bisa terjadi pada siapa saja. Tanpa pandang bulu. 

Hingga saat ini DBD masih terus menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. 

Saat seseorang kena gigitan nyamuk Aedes aegypti, maka akan muncul sejumlah gejala DBD seperti demam mendadak dengan suhu mencapai 39 derajat Celcius yang berlangsung 2-7 hari lalu suhu tersebut kemudian turun secara mendadak. 

Gejala lainnya yang bisa dilihat dari DBD adalah nyeri kepala, mengigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, timbul bintik-bintik merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam. 

Jika Anda mengalami gejala seperti demam selama 3 hari dan gangguan aktivitas, disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter dan segera lakukan pemeriksaan darah. 

Yang perlu diperhatikan dari gejala ini adalah suhu yang naik turun secara mendadak. Perlu diketahui, saat suhu tubuh pasien turun dan terasa dingin, justeru saat inilah pasien memasuki fase kritis karena pasien dan pendamping merasa seperti sudah sembuh. Namun, pada fase ini, perlu waspada karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa. 

Sayangnya, demam yang terjadi pada penderita DBD kerap disamakan dengan demam biasa yang membuat sejumlah pasien dan pendamping "kecolongan". 

Memang, untuk mengetahui apakah seseorang terkena DBD, dibutuhkan diagnosis yang melibatkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium darah. 

Dari pemeriksaan fisik sendiri, Anda bisa mengetahui lewat gejala-gejala seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya serta perhatikan pula ada tidaknya tanda kebocoran plasma. 

Tes tourniquet juga dapat dilakukan untuk melihat adanya petechiae (bintik-bintik merah kecil) di bagian dalam lengan. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat jumlah sel darah putih dan sel darah merah serta untuk mendeteksi antigen virus Dengue dan antibodi. 

Upaya pencegahan DBD

Sejak dulu, kita sudah familiar dengan istilah 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk jadi wadah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. 

Nyatanya, 3M saja tidak cukup. Banyak tambahan lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya DBD pada seseorang. 

Sebut saja menjaga kebersihan rumah, menggunakan lotion atau obat nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, tidak menggantung pakaian sembarangan, tidak membiarkan pakaian menumpuk, menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah hingga mengenakan pakaian tertutup serta pakaian berwarna terang, termasuk melakukan vaksinasi Dengue  untuk keluarga sebagai upaya melengkapi perlindungan dengan vaksinasi DBD. 

Menuju Indonesia 0 kasus kematian, Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Takeda luncurkan kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD

Para pembicara di peluncuran kampanya #Ayo3MPlusVaksinDBD | Foto: Dokpri

Vaksinasi DBD bisa menjadi salah satu alternatif untuk terbebas dari kasus kematian akibat DBD karena manfaatnya yang bisa memberikan perlindungan yang cukup baik kepada siapapun baik yang sudah maupun belum terkena DBD. 

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama dengan Takeda telah membangun kerja sama publik dan privat yang kuat serta meluncurkan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD pada 27/9 lalu bertempat di Raffles Hotel, Jakarta. 

Ruang lingkup kerja sama tersebut, meliputi peningkatan peran serta masyarakat atau pemberdayaan masyarakat; peningkatan kapasitas tenaga kesehatan; penyusunan dan pelaksanaan terkait program koalisi bersama masyarakat menuju nol kematian akibat dengue (zero dengue death 2030); pendekatan terpadu untuk pencegahan dan pengendalian dengue; sinkronisasi data (bridging) dengan SIARVI (Sistem Informasi Arbovirosis); peningkatan peran dan kerja sama penentu kebijakan di pusat dan daerah

Kerjasama ini tentu disambut baik oleh sejumlah pihak, termasuk Tika Bisono selaku Pemerhati Dengue yang pernah kehilangan putri tercintanya, Janika Ramadhanti Putri Argeswara, karena infeksi dengue tahun 2007 silam. 

Ia yang turut hadir pada peluncuran kerjasama ini merasa bersyukur karena penantian 16 tahun akhirnya terwujud juga. 

"Kami amat bersyukur dengan telah hadirnya pencegahanan inovatif dengan vaksinasi yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis dan pemerintah sebagai pilihan mandiri. Hadirnya vaksinasi ini akan dapat membantu menurunkan angka keparahan dan kematian akibat infeksi dengue. Karenanya kami ingin senantiasa mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan akses vaksinasi ini agar mendapatkan perlindungan yang komprehensif, yang tentunya dilakukan melalui konsultasi langsung ke dokter atau ahli medis." Ujarnya. 

Iapun berharap agar masyarakat Indonesia dapat memaksimalkan kesempatan ini untuk mendukung Indonesia mencapai tujuan 0 kematian akibat DBD baik anak-anak ataupun dewasa lewat #Ayo3MPlusVaksinDBD


Referensi tulisan:

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/ntd--malaria/demam-berdarah-dengue

Comments

Popular posts from this blog

KiriminAja VS Komship, pilih mana untuk dukung usaha?

  Pesanan pembeli yang siap dikirim | Foto: Dokpri - Efa Butar butar Usaha yang lahir dari pandemi Covid-19 Sejak pandemi Covid-19 melanda, banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk sekedar menjaga kewarasan hingga bertahan hidup. Ada yang berolahraga dari rumah, ada yang fokus membangun konten, ada juga yang perlahan-lahan belajar mengelola sebuah bisnis entah itu berjualan produk pribadi atau sekedar menjadi reseller produk orang lain.  Masyarakat tersebut termasuk saya di dalamnya. Saya yang berolahraga dari rumah, saya yang bekerja dari rumah, saya yang juga turut belajar menjadi reseller produk kosmetik, produk perawatan tubuh, produk perawatan kulit hingga parfum dari salah satu brand yang berasal dari Swedia.  Sebenarnya semua bermula dari keinginan untuk merawat kulit saja. Mumpung banyak waktu di rumah. Saat itu meski produk kosmetik lokal sudah merebak, saya masih tetap terbayang-bayang aroma salah satu produk perfumed body cream dari brand tersebut yan...

Terapkan Inovasi, Cara Blogger Pertahankan Eksistensi

Ani Berta saat menyampaikan materi dalam talkshow Inovasi Blogger di Era Sosial Media | Foto: Maria  Eksistensi blog dari masa ke masa Februari 2006, portal berita ANTARA News merilis berita yang menyebutkan bahwa jumlah Blog di internet mencapai 27 juta. Tahun 2024, website optinmonster.com mirilis data bahwa ada sekitar 600jt blog di dunia pada tahun 2023 meskipun angka tersebut mencakup situs yang tidak aktif sehingga memang bisa memengaruhi keakuratan statistik.  Di sisi berbeda, jumlah pengguna Instagram di dunia dari tahun ke tahun juga terus menunjukkan pertumbuhannya. Tahun 2013 misalnya, pengguna sosial media yang berasal dari Amerika Serikat ini, digunakan oleh 110jt pengguna, dibandingkan Kuartal II tahun 2024, penggunanya telah mencapai 2,25 miliar. Fantastik! Sama halnya dengan YouTube. Sosial media yang memungkinkan penggunanya untuk menggunggah, menonton dan berbagi video ini juga turut mengalami kenaikan pengguna.  Tahun 2014 saja, YouTube sudah memiliki 1...

Mengoptimalkan Website untuk Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik

Ilustrasi website | Foto: Rawpixel.com Salah satu poin penting yang harus diperhatikan dari sebuah website adalah pengalaman terbaik bagi pengguna saat mengunjungi website tersebut.  Pengalaman pengguna yang baik bukan hanya membuat pengunjung bisa menghabiskan lebih banyak waktu di website, namun juga bisa meningkatkan retensi dan konversi. Lalu, bagaimana cara mengoptimalkan website untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik itu? Baca juga:  Mengenal Load Balancing, Cara Kerja dan Kelebihannya 1. Desain Responsif Desain responsif berarti desain dapat menyesuaikan tampilan website di berbagai perangkat seperti dekstop, tablet dan ponsel. Hal ini menjadi penting mengingat saat ini semakin banyak jumlah pengguna yang mengakses internet melalui perangkat mobile .  Berikut adalah upaya yang bisa kamu lakukan untuk menerapkan desain responsif dalam sebuah website: Gunakan framework seperti Bootstrap yang sudah memiliki grid system responsif Uji tampilan website ka...