Skip to main content

Maksimalkan Media Dalam Upaya Suarakan Isu Kusta

Pentingnya peran media dalam suarakan isu kusta | Foto: Dokpri

Indonesia jadi negara dengan kasus kusta tertinggi di dunia 

Kemarin KBR Indonesia bekerjasama dengan NLR Indonesia kembali menghadirkan sebuah live talkshow lewat YouTube Berita KBR yang mengangkat isu kusta. 

Selain live talkshow di YouTube, kamu juga bisa mendengarkan informasi ini di 100 radio jaringan kBR di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua dan 105 Fm Jakarta atau live stream via website kbr.id atau Instagram kbr.id. 

Baca juga: PARTISIPASI REMAJA DENGAN DISABILITAS DALAM PEMILU 2024

Meski keduanya kerap mengangkat topik ini, namun seperti biasa, tema yang diusung selalu membawa sudut pandang baru yang memperluas wawasan seputar penyakit yang juga dikenal dengan nama Lepra ini. 

Adapun tema yang dipilih adalah "Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta" dengan menghadirkan Ajiwan Arief Hendradi, S.S selaku Redaktur Solidernews.com. 

Salah satu fakta menarik yang wajib digarisbawahi dari acara ini adalah bahwa kasus kusta di Indonesia berjalan stagnan selama 10 tahun terakhir dengan jumlah sekitar 16.000 - 18.000. Angka ini mengantarkan Indonesia menjadi negara dengan kasus kusta tertinggi ke-3 di dunia. 

Angka disabilitas yang disebabkan oleh kusta juga tergolong tinggi, yaitu mencapai 6,6 per 1 jt penduduk pada tahun 2017. Meskipun pemerintah menargetkan kurang dari 1 per 1 jt penduduk, hal ini menunjukkan keterlambatan dalam penanganan kusta. 

Pasien kusta penyandang disabilitas sering sekali kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan informasi mengenai perawatan kusta. Dampaknya adalah, kesulitan akses informasi ini akan meningkatkan risiko penularan dan jumlah kasus baru kusta di Indonesia. 

Salah satu cara penanganannya adalah dengan cara penyebaran informasi yang benar dan komprehensif melalui media, termasuk media sosial, media daring, media elektronik dan sebagainya. 

Siapa saja bisa berkontribusi libatkan diri sebarluaskan isu kusta

Mengingat masih tingginya kasus kusta di Indonesia, siapa saja bisa berkontribusi libatkan diri sebarluaskan isu kusta.

Selain media, pers mahasiswa, hingga jurnalis warga, siapa saja selama memang memiliki akses yang tak terbatas dengan media diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam mengatasi hoax, mitos dan stigma seputar kusta serta menyampaikan informasi yang valid dan inskuslif tanpa menciptakan stigmatisasi dan diskriminasi yang dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, psikologis dan sosial penderita kusta.

Hingga saat ini, kusta masih kerap dianggap sebagai penyakit kutukan, azab, penyakit menular dan berbahaya bahkan mengira tidak bisa disembuhkan. 

"Informasi hoax cukup meresahkan. Ini menjadi tantangan untuk lebih lagi mengedukasi masyarakat mengenai kusta" Ujar Ajiwan dalam pemaparannya saat talkshow berlangsung. 

Padahal, jika saja pasien dan orang-orang terdekatnya mengetahui sejak dini kusta yang dialami salah satu anggota keluarga dan mengetahui edukasi penanganannya, bukan hal yang mustahil untuk menyembuhkannya. 

Bagaimana tidak, penanganannya tersedia di puskesman terdekat secara gratis bahkan obatnya saja bisa didapat di apotek terdekat pula. Hanya, penyebaran informasi dan edukasinya saja yang kurang merata. 

Maksimalkan media dalam upaya suarakan isu kusta

Begitu masifnya gerakan yang bisa terjadi lewat media, mestinya, setiap pihak yang memiliki akses dan wawasan valid seputar kusta, dapat memaksimalkan media dalam upaya suarakan isu kusta ini. 

Ini pulalah yang menjadi alasan hadirnya Solidernews.com, sebuah media yang terverifikasi di bawah naungan SIGAB (Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel),

Sebagaimana yang disampaikan Ajiwan, media ini mengangkat ragam isu kusta termasuk advokasi, perlindungan hingga pemenuhan hak-hak disabilitas lewat tulisan. 

Menariknya lagi, kontributor-kontributor yang terlibat dalam tulisan ini sebagian melibatkan Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK). Hasilnya, seperti yang terlihat di laman beranda solidernews.com, puluhan artikel bertema kusta dari opini, liputan hingga feature bisa kamu temukan di sana. 

Setiap artikel yang dihasilkan sangat berharga. Tapi perlu dicatat, bahwa edukasi yang bisa kita sebarkan lewat media, tak melulu dalam bentuk tulisan saja. 

Kita bisa hasilkan karya berupa animasi, cerita bergambar, podcast, dan sebagainya. Pemaparan lewat gambar yang menarik dan sarat makna serta informasi akurat di dalamnya justeru lebih menggelitik untuk dibaca dan lebih mudah dipahami. 

Kabar baiknya, bagi kamu yang memiliki keinginan untuk ikut berkontribusi dalam menyuarakan isu kusta secara khusus yang menguasai teknik kepenulisan, kamu bisa menjadi kontributor tulisan baik di blog pribadi, di sosial media, solidernews.com bahkan di kbr.id. 

Yuk, kita suarakan isu kusta, kita bagikan lewat media, sampai informasinya benar-benar merata!

Comments

Popular posts from this blog

lndibiz Energi, Ekosistem Solusi Digital Baru Bagi Pelaku UKM Di Sektor Energi

Ilustrasi inovasi Indibiz Energi | Foto: Freepik Energi terbarukan dan tentang kebutuhan Belakangan, istilah Energi Baru Terbarukan (EBT) sering sekali terdengar. Istilah ini dikenal juga dengan renewable energy yang mengacu pada sumber daya energi yang dapat diperbaharui secara alami dan tidak akan habis.  Sifatnya yang dapat diperbaharui secara alami dan tidak akan habis membuat energi ini merupakan opsi yang lebih ramah lingkungan.  Beberapa contoh EBT adalah energi surya, energi angin, energi biomassa, energi panas bumi dan energi air.  Tujuannya yang dapat menekan perubahan suhu Bumi memang membuat kelima komoditas ini sangat diperlukan, namun perlu dicatat pula bahwa komoditas ini masih menjadi bagian kebutuhan sehari-hari masyarakat yang tidak bisa dipisahkan sehingga memang akan sangat mudah ditemukan sebagai komoditas perdagangan yang diperjualbelikan.  PT Tirta Asasta (Perseroda), lonjakan pelanggan yang menggiurkan  PT Tirta Asasta adalah sebuah peru...

Mengejar Peluang Cuan Bagi Blogger Lewat Penguasaan Bahasa Inggris Bersama TBI Depok, Cibubur dan Kota Wisata

BloggerHangout ke-81 | Foto: Ire Rosana   Menjadi seorang Blogger dan kreator konten, sepintas terlihat sangat menyenangkan. Tugas-tugas bisa dikerjakan kapan saja dan darimana saja selama terhubung dengan jaringan internet. Belum lagi, jika brandingnya sudah kuat, biasanya bayaran per ulasannya cukup tinggi.  Keseruan inilah yang kemudian membuat pilihan menjadi seorang Blogger dan kreator konten semakin digandrungi khususnya oleh para anak muda.  Sayangnya, untuk terlihat mudah, banyak lika liku yang lebih dahulu dilewati sampai akhirnya pecah telur dan berhasil bekerjasama dengan salah satu brand yang relevan dengan konten yang selama ini disuarakan.  Itupun masih akan tetap goyang bila konsistensi ngonten tidak dijaga, yang akhirnya membuat client pelan-pelan menghilang atau membuat calon client berpikir ulang bila ingin memulai kerjasama.  Baca juga:  TBI Depok, Cibubur dan Kota Wisata, Sediakan Berbagai Program dengan Metode Ajar yang Menyenangkan Ya,...

Seperti Anak Panah, Tarik Mundur untuk Melesat, Di Cibinong City Mall Agar Lebih Cepat

  CCM siang dan Malam Hari | Foto: Efa Butar butar  An arrow can only be shot by pulling it backwards. So when life is dragging you back with difficulties, it means that its doing to launch you into somenthing great. So just focus, and keep aiming. Jakarta masuk dalam 10 besar kota tingkat stress tertinggi Ilustrasi Jakarta dan Polusi | Foto: Rawpixel.com via Freepik Dilansir dari databoks.katadata.co.id, ada setidaknya 10 kota dengan tingkat stress tertinggi di dunia dengan urutan peringkat dari yang tertinggi seperti di bawah ini:M umbai (India) Lagos (Nigeria) Manila (Filipina) New Delhi (India) Baghdad (Irak) Kabul (Afghanistan) Moskow (Rusia) Karachi (Pakistan) Jakarta (Indonesia) Kiev (Ukraina) Tentang stress dan dampak buruknya Menurut Halodoc.com, stress adalah suatu bentuk tekanan fisik dan psikologis yang muncul saat menghadapi kondisi yang terasa berbahaya. Mudahnya, stress adalah cara tubuh memberikan tanggapan atas ancaman, tekanan dan tuntutan yang muncul. Ada du...