Skip to main content

Arif Rahman Abidin Buka Keran Rupiah Berbekal Setor Sampah Lewat Plasticpay

 

Mengubah sampah plastik menjadi duit dengan memanfaatkan Plasticpay | Foto: Dokpri - Efa Butar butar

...

Segala yang dirusak dan porakporanda
Tak akan sembuh begitu saja
Mulai turun tangan
Aksi demi Bumi
Yang lebih baik tuk diwariskan

...

Kalimat-kalimat di atas adalah cuplikan lirik lagu Fiersa Besari berjudul Alam Bukan Tempat Sampah. 

Jahat ya kita, manusia, atas nama kenyamanan pribadi, semua orang berlomba melakukan apa saja, katanya berkarya tapi sampahnya ngga tau taruh di mana. Katanya menjadi penyedia, setelah itu tidak ada tanggungjawabnya. 

Sebetulnya, tak satu dua musisi yang menyindir manusia dengan lagu-lagu cukup nyelekit di hati. Soal keserakahan yang atas nama kenyamanan, lingkungan jadi dinomor sekiankan. Atas nama kekayaan, Bumi tak lagi dipentingkan. 

Tapi, karya hanya sekadar karya. Sindiran tak lagi dikira-kira, semua manusia kembali sibuk dengan kegiatan yang setiap ujungnya, minimal menghasilkan satu sampah untuk Bumi ini. 

Padahal, ketika segala sampah yang kita hasilkan menumpuk dan akhirnya berbalik berusaha "menelan" Bumi, kita juga yang akan menerima petakan 'kemarahannya.'

Disadari atau tidak, kemarahan Bumi akan sikap kesewenangan manusia sebetulnya sudah mulai terasa. Bumi tempat kita berpijak sudah semakin hangat setiap harinya, darat, tanah, laut bahkan udara kini telah tercemari oleh plastik dan udara kotor. Setiap hari.

Tragedi Leuwigajah bukan sekadar dongeng belaka

Tragedi Leuwigajah | Foto: RRI

2 dekade lalu, tepatnya 21 Februari 2005, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, meletus. Dalam buku Tragedi Leuwigajah yang ditulis oleh Itoc Tochija, butuh waktu selama 15 hari untuk melakukan evakuasi, total 157 jasad warga yang berhasil ditemukan dan ratusan lainnya dinyatakan berstatus hilang. 

Dikutip dari Indonesia.go.id via Tempo, TPA Leuwigajah yang saat itu menggunakan sistem open dumping, diguyur hujan deras. Dampaknya, konsentrasi gas metana dalam tumpukan sampah meningkat dan mengakibatkan gunungan sampah sepanjang 200 Meter dan setinggi 60 Meter di TPA tersebut runtuh disertai suara gemuruh besar yang terdengar hingga radius 10 Km. 

Ledakan tersebut membuat gunungan sampah berserak dan menghantam dua pemukiman penduduk yang berada di bawah TPA Leuwigajah; Kampung Cilimus dan Kampung Pojok. Ironinya, ratusan warga kedua desa tersebut tidak sempat menyelamatkan diri dan terkubur bersama ribuan Ton ledakan sampah. 

20 tahun sudah berlalu, tragedi Leuwigajah bukan hanya dongeng belaka. Pilunya tragedi yang diakibatkan oleh sampah ini kemudian diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSPN) untuk mengenang TPA Leuwigajah sekaligus menjadi pengingat bahwa sampah bisa berbalik menyerang, melukai, bahkan mematikan manusia itu sendiri. 

Ancaman letusan datang kembali

Sudah tau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi? Jika disandingkan dengan bangunan, tinggi tumpukan sampah di Bantar Gebang setara dengan 16 lantai. Sekali lagi, 16 lantai. 

Baru-baru ini, tepatnya 7 November 2025, tumpukan sampah tersebut mengalami longsor yang menyebabkan seorang pekerja terluka dan truk pengangkut sampah ringsek. 

Koran Jawa Pos melaporkan kejadian ini terjadi akibat area penyangga di daerah TPST Bantar Gebang tidak lagi mampu menahan beban. Akibatnya, material sampah meluncur menuruni lereng dan menutup sebagian akses di kawasan tersebut. 

Kejadian ini sekaligus menjadi alarm bahwa kapasitas TPST Bantar Gebang sudah kian kritis. Volume sampah dari wilayah Jabodetabek terus bertambah sementara kemampuan olah sampahnya belum sebanding. 

Rupanya ancaman ledakan tumpukan sampah tidak hanya datang dari Bantar Gebang saja, masih dari sumber yang sama sejumlah TPA lain di Indonesia juga mengalami ancaman serupa. Beberapa kejadian tersebut di antaranya:

  1. 3 November 2021, di TPA Batu Layang, Pontianak
  2. 15 Januari 2018, di TPA Bantar Gebang, Bekasi
  3. 6 April 2017, di TPA Galuga, Bogor
  4. 11 Desember 2016, di TPA Puuwatu, Kendari, 3 orang meninggal dunia
  5. 30 Oktober 2016, di TPA Sumur Batu, Bekasi, 2 orang meninggal dunia
  6. 21 Februari 2005, TPA Leuwigajah, Cihami, Bandung, 157 orang meninggal dunia. 

Satukan gerak, terus berdampak

Betapa egoisnya kita jika beranggapan bahwa urusan kebersihan ini hanya pekerjaan rumah petugas kebersihan saja. Bagaimana bisa sampah yang kita hasilkan sendiri jadi orang lain yang menanggungjawabi?

Demi bisa mengurangi dampak sampah yang kian hari kian menumpuk ini, seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang jabatan dan posisi, penting untuk menyatukan gerak, memiliki tanggungjawab yang serupa soal sampah. 

Di Indonesia sendiri ada beberapa inovasi pengelolaan sampah buatan anak bangsa. Sebut saja Bank Sampah yang mudah diterapkan mulai dari tingkat RT dan RW. 

Selain itu, ada pula Mesin Pirolisis yaitu mesin yang mampu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar diesel atau solar tanpa memerlukan energi yang besar dalam pengoperasiannya. Mesin ini dikembangkan oleh Grup Astra dan sudah melakukan pembinaan dalam pemanfaatan mesin ini di tiga kampung yaitu Kampung Binaan Astra (KBA) Pulau Pramuka, Pulau Harapan dan satu kampung di Labuan Bajo, NTT. 

Pemerintah juga punya andil dalam mengatasi masalah sampah, mulai dari menghadirkan program "Indonesia Bebas Sampah 2025", pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai yang kini makin masif diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia, memberikan dukungan terhadap pengembangan industri daur ulang plastik, dan masih banyak program lainnya. 

Artinya, setiap individu dari akar rumput hingga yang duduk di pemerintahan perlu satukan gerak terus berdampak dalam pengentasan masalah sampah ini.

Kontribusi individu untuk bantu Bumi bersih dari sampah

Memilah sampah mulai dari rumah | Foto: Dokpri - Efa Butar butar

Data dari Goodstast menunjukkan, 38,3% sampah di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga, disusul dengan pasar tradisional, pusat perniagaan, fasilitas publik, perkantoran dan lainnya. 

Jika Anda masih bingung, bagaimana caranya bisa ikut berkontribusi dan memberi dampak dalam kebaikan Bumi maka mulailah dari sampah yang ada di rumah. 

Terapkan 5R

Saat ini, penerapan 3R dalam urusan sampah tak lagi cukup dan beralih ke 5R, yaitu sebuah konsep pengelolaan limbah yang meliputi:

- Refuse (Menolak)

Tidak perlu dibeli jika memang tidak dibutuhkan, pastikan Anda memahami kebutuhan personal yang pasti akan Anda gunakan. Hindari kalap mata yang pada akhirnya membuat tumpukan barang tak berguna di rumah. Selain menambah tumpukan barang, berbelanja saat kalap mata juga membuat kondisi finansial Anda tidak sehat. 

 - Reduce (Mengurangi)

Anda bisa berkontribusi dengan tidak menggunakan produk sekali pakai. Yang paling sederhana adalah Anda bisa membawa botol minum setiap kali bepergian untuk mengurangi konsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Atau box makanan jika akan berada seharian di luar sebagai antisipasi penambahan sampah saat beli makan di luar. 

- Reuse (Menggunakan kembali)

Menggunakan kembali juga terbilang mudah untuk diterapkan. Selalu biasakan membawa tas belanja saat ke pusat perbelanjaan. Ini akan memudahkan Anda dalam mengorganisir barang bawaan, Anda juga bisa membawa barang belanjaan dengan nyaman dibanding menggunakan kantong plastik yang lebih rentan sobek. 

- Repurpose (Menggunakan kembali/mengubah fungsi)

Alih-alih membuang galon bekas, Anda bisa menghiasnya, membuatnya cantik sedemikian rupa lalu menggunakannya kembali sebagai pot bunga. 

Atau, Anda bisa menggunakan wadah cemilan menjadi wadah bumbu misalnya. Pada akhirnya repurpose adalah upaya sederhana yang bisa kita lakukan untuk memperpanjang masa pakai produk dan tidak serta merta melabelinya dengan sebutan sampah. 

- Recycle (Mendaur ulang)

Prinsip ini diharapkan dapat meminimalkan sampah sejak dini dan mengelola limbah secara lebih berkelanjutan dengan mendahulukan tindakan pencegahan sebelum daur ulang. 

Sampah organik bisa diubah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah plastik meski dulu sempat sulit diakali, kini bisa diubah menjadi Rupiah. 

Pilah sampah rumah tangga

Ada beberapa jenis sampah di dunia ini, yaitu sampah organik (sisa makhluk hidup yang terurai secara alami), anorganik (hasil olahan yang tidak terurai alami), dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Langkah ini memang sedikit lebih effort, sebab Anda mungkin akan membutuhkan dua atau tiga keranjang sampah untuk memisahkan dan memilah jenis sampah rumah tangga Anda. 

Tujuan pemilahan ini adalah untuk mempermudah pengelolaan dan pengolahannya. Misalnya saja, sampah organik bisa diolah kembali menjadi pupuk kompos, sampah anorganik bisa didaur ulang, dan sampah berbahaya (B3) bisa ditangani secara khusus. 

Sebaliknya, jika sampai ketiga jenis sampah ini dibiarkan tercampur begitu saja, secara estetika, tentu tak sedap dipandang mata. tak elok dinikmati hidung, berbahaya pula untuk kesehatan. Sampah yang tidak dipilah juga akan menyulitkan proses pengelolaan sampah.

Upaya pengentasan sampah di Indonesia saling berkelindan

Bersama Arif Rahman Abidin selaku Business Development Manager Plasticpay dalam Plastic Recycling Workshop di Menara Astra, 2024 | Foto: Dokpri - Efa Butar butar

Jika tadi sudah bicara tentang kontribusi individu, maka kelompok, organisasi hingga perusahaan juga memiliki kontribusinya masing-masing. 

Sebut saja, Arif Rahman Abidin (Business Development Manager Plasticpay), otak di balik hadirnya Plasticpay. 

Bermula dari keresahannya terhadap masifnya sampah plastik botol Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia, ia dan sahabat-sahabatnya kemudian menggagas Plasticpay. 

Dalam pelaksanaan Plastic Recycling Workshop yang diselenggarakan di Menara Astra tahun lalu, ia menyebutkan bahwa Indonesia menjadi produsen sampah plastik terbanyak nomor 2 di dunia dengan total 6,8 juta ton plastik per tahun yang terbuang. 

Dari angka tersebut, hanya 10% recycling rate dan 29% managed disposal & dumpsite. 61% sampah plastik di Indonesia berstatus unmanaged waste, open burning, dumping on land, leakage into sea, rivers and lake. 

Persentase ini tidak mengherankan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan 72% masyarakat Indonesia kurang bertanggungjawab atas limbah yang mereka konsumsi. 

Dalam pemaparannya, Arif juga menyebutkan bahwa setiap 60 detik, sebanyak 3.000.000 tas dan botol plastik terjual. Ironinya, saat banyak sampah plastik bertebaran di mana-mana mengganggu estetika lingkungan dan mengancam kesehatan berbagai ekosistem baik di darat dan di laut, industri daur ulang justeru mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku sampah plastik untuk didaur ulang. 

"Bingungkan? Sampah plastik sebanyak ini, kok bisa industri daur ulang justeru kesulitan nyari bahan baku sampah plasti buat didaur ulang?" Katanya menegaskan. 

Sementara di negara yang sudah lebih maju, Australia misalnya, dalam pengolahan limbah plastik, Arif mendapati bahwa mereka mengadakan sistem Deposite Return System (DRS), yaitu saat warganya membeli air mineral, setiap warga dipaksa membayar deposit.

Deposit ini bisa didapatkan lagi saat botol yang produknya telah dikonsumsi dikembalikan lagi ke mesin DRS. Cara ini ternyata berhasil di sana. Sekali lagi, ada kolaborasi dan kepatuhan yang baik antara pemerintah dengan masyarakatnya. 

Inspirasi dari negara lain inilah yang kemudian menjadi cikal bakal hadirnya Reverse Vending Machine (RVM) atau yang dikenal dengan ATM sampah dari PT Plasticpay Teknologi Daurulang yang beralamat di Prominance Office Tower, Alam Sutera, Tangerang, Banten. 

Lewat inovasi ini, ada banyak sekali pihak yang diuntungkan. 

Lingkungan

Plasticpay poin setelah Setor sampah plastik bekas AMDK di RVM || Foto: Tangkap layar Aplikasi Plasticpay 

Reverse Vending Mechine adalah sistem otomatis yang memungkinkan pengguna menukarkan botol plastik kosong dengan imbalan Plastikpay poin. 

Jika berkaca pada data di atas, ada sekitar 3.000.000 plastik baik dalam bentuk kantong maupun botol yang terjual setiap menitnya, dengan kehadiran RVM dari Plasticpay, lingkungan tak lagi berantakan, estetika makin terjaga, darat tak lagi tercemari, ekosistem air tak lagi tersakiti. 

Jika Anda merasa sangat berat untuk melakukan pemilahan sampah di rumah, maka setidaknya mulailah dengan memisahkan khusus botol bekas AMDK yang mungkin Anda konsumsi setiap hari. 

Keuntungan untuk individu

Habit baru anak muda, berkontribusi untuk kebaikan Bumi | Foto: Dokpri - Efa Butar butar


Soal keuntungan untuk individu rasanya cukup kompleks ya. 

Saya sangat setuju bagaimana RVM membantu banyak orang lebih mudah bertanggungjawab dengan sampahnya dan berkontribusi menjaga Bumi. 

Setiap botol AMDK yang disetorkan ke RVM akan diganjar dengan Plasticpay poin. Satu botol memiliki jumlah poin yang berbeda-beda. Saya pernah setorkan botol bekas AMDK di Menara Astra, per botolnya diganjar 56 poin. 1 poin setara dengan Rp1. 

Saat pelaksanaan event modest fashion show terbesar di Indonesia, per botolnya diganjar 500 poin. Tidak bisa disamaratakan. Semakin besar eventnya, kadang semakin tinggi pula jumlah tukaran poinnya. 

Artinya, semakin banyak botol bekas AMDK yang ditukarkan, semakin besar pula poin yang akan Anda dapat dan semakin banyak juga nominal Rupiah yang berhasil dikumpulkan. 

Jika Anda merasa poin Anda sudah cukup menggiurkan untuk diredeem, Anda bisa menukarkan poin tersebut baik dalam bentuk e-wallet, transfer bank atau berbelanja produk fashion

Tenang ajaaa, ini bukan mulung. Ini kontribusi untuk Bumi. Lagian, in this economy bisa dapat Rupiah cuma berbekal setor sampah dari Hp, ya kenapa ngga sih? Pake gengsi segala, mana bisa makan? Lagian yang lakuin bukan cuma kita doang, kok. Rame!

Arif Rahman Abidin telah membuka keran Rupiah hanya berbekal setor sampah lewat Plasticpay, rasanya tak ada alasan untuk tidak mencoba. 

Dan kalaupun Anda tidak punya ponsel untuk setor botol plastik ADMK tersebut, masih bisa disetor dengan datang langsung ke lokasi dropbox

Kabar baiknya, dari satu RVM, hingga saat ini Plasticpay telah memiliki hampir 200 RVM di berbagai kota dan 1000 dropbox yang tersebar di Jawa dan Bali. 

Posisi RVM atau dropbox bisa Anda akses lewat aplikasi Plasticpay. Jangan lupa aktifkan location agar aplikasi bisa mendeteksi posisi Anda. Saat Anda membuka aplikasi Plasticpay dan mencari lokasi setor sampah, aplikasi akan secara otomatis membaca lokasi Anda dan menganjurkan lokasi RVM dan dropbox terdekat. 

Kemanapun Anda melangkah, sistem akan otomatis memberikan rekomendasi RVM dan dropbox terdekat dari posisi Anda. 

Mudahnya lagi, jika Anda merasa lokasinya terlalu jauh, RVM sudah ada di berbagai stasiun dan fasilitas umum termasuk mall terutama di Jakarta. Kalau memang ada tujuan jalan-jalan yang melewati lokasi tersebut, sekalian bawa saja botol Anda, dan drop sekalian lewat di sana. Tidak repot, dan menghasilkan pula. Mudah, kan?

Setiap RVM nya dapat menampung maksimal 700 botol atau setara dengan 12 sampai 15Kg.

Status RVM bisa dicek lewat aplikasi Plasticpay | Foto: Tangkap layar aplikasi

Jika ingin melakukan penyetoran sampah botol AMDK, pastikan RVM terdekat apakah masih dalam posisi kosong atau sudah penuh yang bisa Anda cek lewat aplikasi. Jika sudah penuh, maka tunggu saja beberapa hari sampai tim mengosongkan kembali RVM tersebut, atau Anda bisa membawanya ke dropbox lain yang bisa Anda jangkau. 

Keuntungan sosial

Bersama Bu Esti Craftopia | Foto: Dokpri - Efa Butar butar

Plasticpay tidak hanya bicara soal lingkungan dan keuntungan untuk individu semata, perusahaan ini juga menjangkau berbagai UMKM untuk berkarya bersama. Di Jabodetabek misalnya, tak kurang 10 UMKM yang didampingi dan 1 UMKM Bali untuk mendapatkan pelatihan bagaimana mendaur ulang produk plastik menjadi bernilai tinggi. 

Salah satunya adalah Craftopia - Craft Centre & Gift Shop dari Bali. Pada saat workshop berlangsung tahun lalu, Bu Esti dari Craftopia juga hadir di sana, menjembatani peserta untuk merasakan langsung bagaimana proses mengolah 'sampah' menjadi produk yang berguna. 

Ya, plastik bekas ADMK akan 'disulap' menjadi kain felt, kain tersebut kemudian disetor ke UMKM untuk diolah menjadi produk-produk yang dapat dijual seperti alas kaki, tas laptop jinjing, laundry bag, market bag, pouch, tas kerja, kantong Hp, tempat pulpen, tempat tisu, toilet seat cover + mat, hingga tote serut. 

Pada saat workshop berlangsung, kami para peserta ditantang untuk membuat tempat tisu dari kain hasil olahan dari plastik bekas AMDK tersebut. 

Sulit sekali ternyata! 

Tantangan menjahit tempat tisu dengan menggunakan kain felt | Foto: Dokpri - Efa Butar butar

Untuk membuat satu tempat tisu, diperlukan 0,1554 m2 atau setara dengan 2 botol bekas AMDK. Bu Esti mengatakan harga jual produk ini Rp35.000 sedangkan harga pokok penjualan (HPP) nya sendiri hanya Rp17.000 saja. Artinya keuntungan yang diperoleh dari bisnis ini tidak main-main. 

"Awalnya saya suka kumpulkan botol bekas dari tempat-tempat gelap, termasuk lapas. Sampai akhirnya ketemu Mas Iyan, salah satu tim Plasticpay di Bali. Setiap kali kami menyetorkan botol plastik, kami dikirimi produk baru hasil olahan plastik tersebut untuk dijual lagi." Kenangnya ketika kami tanya bagaimana pertemuan Craftopia dengan tim Plasticpay. 

Itulah yang membuka jalan bagaimana akhirnya terjalin kerjasama antara keduanya dan terus berlanjut hingga saat ini. 

"Craftopia sangat terbantu ya, karena Plasticpay memberikan kami kesempatan untuk berkarya dengan perempuan-perempuan vulnerable." Tuturnya. 

Keuntungan Arif dan tim

Arif di panggung dan tempat tisu dari kain felt yang terbuat dari 2 botol bekas AMDK | Foto: Dokpri - Efa Butar butar

Soal Arif dan tim, para otak di belakang RVM Plasticpay, keuntungan buat mereka sebetulnya apa?

Saya percaya, setiap cita-cita sangat mulia, apalagi ketika setiap langkah yang kita lakukan ternyata membawa kebaikan kepada banyak orang termasuk lingkungan. Dan kebaikan yang kita berikan kepada orang tersebut, konon katanya akan kembali pula kepada kita. 

Saat ini nama Arif Rahman Abidin dan Plasticpay tak sekedar wangi, mereka mendapatkan pengakuan atas usahanya dalam membantu menyelesaikan permasalahan sampah plastik di negeri ini. 

Belum selesai memang, masih panjang prosesnya. Namun yang saya garis bawahi adalah, upaya ini cukup bisa menarik perhatian anak-anak muda untuk mau berkontribusi di dalamnya. 

Keresahan terhadap permasalahan sampah yang berujung memberikan solusi nyata rupanya disambut sangat baik oleh masyarakat Indonesia, individu, keluarga, kelompok, organisasi, perusahaan hingga pemerintah. 

Mendapatkan dukungan dari PT Astra International Tbk

Bak gayung bersambut, misi Arif dan kawan-kawan untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik mendapatkan respon positif salah satunya dari PT Astra International Tbk. 

Arif berhasil menyabet gelar SATU Indonesia Award, apresiasi Astra bagi anak bangsa yang telah berkontribusi mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi. 

Arif berhasil memenangkan SATU Indonesia Award di bidang Lingkungan pada tahun 2023 lewat inovasinya di Plasticpay. 

Karyanya di Plasticpay berhasil mengaplikasi satukan gerak, terus berdampak. Tidak hanya membawa kebaikan bagi dirinya sendiri, inovasi ini juga merangkul banyak anak-anak muda, dan orang tua untuk terlibat menjaga lingkungan dan menjadikan kegiatan tersebut menjadi sebuah habit menyenangkan dan gaya hidup sehat serta menguntungkan. 

Tentu, kita tidak bisa melakukan ini sendiri saja. Plasticpay tidak bisa melakukan ini jika hanya bermodal RVM semata tanpa masyarakat mau terlibat di dalamnya. Semua saling berkelindan, memanggul tanggungjawab masing-masing untuk menjadikan Bumi jadi tempat tinggal yang baik untuk diwariskan. 

Seperti kata Fiersa Besari 

...

Laut bukan tempat sampah
Gunung bukan tempat sampah
Alam bukan tempat sampah
Jadikan bumi lebih indah

...

Sumber:

https://waste4change.com/blog/dampak-sampah-organik-yang-jadi-petaka/

Comments

Popular posts from this blog

KiriminAja VS Komship, pilih mana untuk dukung usaha?

  Pesanan pembeli yang siap dikirim | Foto: Dokpri - Efa Butar butar Usaha yang lahir dari pandemi Covid-19 Sejak pandemi Covid-19 melanda, banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk sekedar menjaga kewarasan hingga bertahan hidup. Ada yang berolahraga dari rumah, ada yang fokus membangun konten, ada juga yang perlahan-lahan belajar mengelola sebuah bisnis entah itu berjualan produk pribadi atau sekedar menjadi reseller produk orang lain.  Masyarakat tersebut termasuk saya di dalamnya. Saya yang berolahraga dari rumah, saya yang bekerja dari rumah, saya yang juga turut belajar menjadi reseller produk kosmetik, produk perawatan tubuh, produk perawatan kulit hingga parfum dari salah satu brand yang berasal dari Swedia.  Sebenarnya semua bermula dari keinginan untuk merawat kulit saja. Mumpung banyak waktu di rumah. Saat itu meski produk kosmetik lokal sudah merebak, saya masih tetap terbayang-bayang aroma salah satu produk perfumed body cream dari brand tersebut yan...

Terapkan Inovasi, Cara Blogger Pertahankan Eksistensi

Ani Berta saat menyampaikan materi dalam talkshow Inovasi Blogger di Era Sosial Media | Foto: Maria  Eksistensi blog dari masa ke masa Februari 2006, portal berita ANTARA News merilis berita yang menyebutkan bahwa jumlah Blog di internet mencapai 27 juta. Tahun 2024, website optinmonster.com mirilis data bahwa ada sekitar 600jt blog di dunia pada tahun 2023 meskipun angka tersebut mencakup situs yang tidak aktif sehingga memang bisa memengaruhi keakuratan statistik.  Di sisi berbeda, jumlah pengguna Instagram di dunia dari tahun ke tahun juga terus menunjukkan pertumbuhannya. Tahun 2013 misalnya, pengguna sosial media yang berasal dari Amerika Serikat ini, digunakan oleh 110jt pengguna, dibandingkan Kuartal II tahun 2024, penggunanya telah mencapai 2,25 miliar. Fantastik! Sama halnya dengan YouTube. Sosial media yang memungkinkan penggunanya untuk menggunggah, menonton dan berbagi video ini juga turut mengalami kenaikan pengguna.  Tahun 2014 saja, YouTube sudah memiliki 1...

Bikin SKCK Online, 15 Menit Beres, Tapi...

  Tangkap layar tampilan SKCK | Foto: Dokpri - Efa Butar butar - Diolah dengan Canva Sejak diluncurkan tahun 2022 silam, kehadiran aplikasi PRESISI terbilang cukup memudahkan; meski banyak yang mesti harus di upgrade lagi. B agi yang belum tahu, PRESISI Polri menawarkan sistem yang menyatukan seluruh layanan data, memberikan kemudahan dalam membuat/membangun sebuah layanan baru, mengintegrasikan layanan yang telah ada dan membuat sebuah standarisasi layanan dari hulu hingga ke hilir. Seluruh tawaran ini dikemas dalam sebuah aplikasi yang diberi nama PRESISI. Jika ingin bicara makna harfiah, PRESISI juga menjadi slogan Polri di era Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang merupakan akronim dari prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.  Layanan yang diberikan  Layanan yang tersaji pada aplikasi ini cukup beragam mulai dari layanan SIM, STNK, Tilang, SKCK hingga Izin Keramaian.   Bukan hanya itu, di aplikasi ini juga tersedia informasi kantor polisi ...