Olahan jamu siap seduh | Foto: Dokpri |
"Ada dua obat untuk penyakit ringan dalam keluarga kami, air hangat dan minyak angin."
Sepertinya ini berlaku bukan hanya di keluarga kami saja, saya rasa rata-rata keluarga Indonesia juga melakukan hal yang sama.
Sejak kecil, saat badan sedikit hangat, nenek atau orangtua selalu menganjurkan saya untuk banyak konsumsi air hangat.
Jika mereka sedang tidak sibuk, saya akan diminta untuk mengambil minyak angin kemudian membalurkannya di punggung dan di bagian perut serta sedikit di bagian hidung agar saya bisa lebih leluasa dan puas menghirup aromatherapi yang terkandung dalam minyak.
Ajaibnya, "pengobatan" ini selalu berhasil.
Kemarinpun demikian. "Ma, kayaknya kakiku keseleo deh pas lari" aku sedikit mengadu pada mama setelah tiba di rumah dari kegiatan lari yang kuikuti.
"Olesin pake minyak angin yaa." Jawabnya dari seberang sana.
Saya sudah bisa menebak jawaban itu sejak awal, namun rasanya ada kebahagiaan tersendiri saat mendengar mama mengatakannya secara langsung. Ternyata obat ini masih terus jadi andalan mamaku.
Tentu saja untuk urusan keseleo, pengobatan ini tidak bisa diandalkan langsung menyembuhkan di saat yang sama. Namun, sensasi hangat yang saya dapat dari minyak tersebut, sangat ampuh untuk menenangkan area kaki yang keseleo termasuk pikiran yang udah mulai overthinking akan dampak yang mungkin saja saya rasakan ke depan.
Minyak angin yang dimaksud adalah minyak alami yang diekstrak dari tumbuhan dengan tujuan meningkatkan kesehatan secara fisik maupun psikis. Biasanya minyak yang digunakan adalah minyak esensial yang terbuat dari berbagai tanaman obat, bunga, herbal, akar, buah atau pepohonan yang tumbuh di seluruh dunia.
Tren ginger shot, dari jelata hingga Selena Gomez ikut coba
Beberapa tahun belakangan, bila kamu adalah pengguna aktif sosial media, ada istilah ginger shot yang lagi ramai di Tiktok. Dari rakyat jelata bahkan artis sekelas Selena Gomes pun turut mencobanya.
Tenang aja ini bukan minuman beralkohol yang memabukkan itu kok. Sebaliknya, ginger shot dikonsumsi untuk kesehatan tubuh.
Seperti namanya, Ginger shot adalah minuman berbahan utama jahe yang diolah di rumah untuk konsumsi pribadi. Demi menambah cita rasa, biasanya minuman ini ditambah dengan beberapa bahan lainnya.
Disebut ginger shot karena minuman ini dimasukkan ke dalam botol kecil yang bisa dihabiskan dalam satu atau beberapa kali tegukan.
Meski hanya sebatas botol kecil, ginger shot menawarkan sejumlah manfaat bagi tubuh seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meredakan nyeri, melancarkan pencernaan memberi rasa hangat pada tubuh, termasuk menghangatkan dan meredakan tenggorokan yang jadi penyebab suara serak.
Kalau dibilang minuman ini makin dicintai keluarga Indonesia hingga mancanegara, dari rakyat jelata hingga Selena Gomes pun ikut nyoba, wajar-wajar saja mengingat manfaatnya yang cukup beragam.
Itu kenapa, dalam setiap pengolahannya, orang-orang biasanya membuat langsung dalam jumlah yang banyak untuk mengisi beberapa botol sekaligus yang akan jadi stock minuman mereka selama beberapa hari ke depan.
Saya pun menyukai minuman ini. Bila mereka menyebutnya Ginger shot, saya lebih suka meneguknya sebagai wedang jahe.
Diminum dengan kondisi air masih hangat di dalam gelas kaca, dicampur beberapa tetes madu serta sedikit perasan jeruk nipis lalu dinikmati saat hujan atau saat sedang berada di tempat bersuhu dingin. Behhh, nikmatnya makin mantap! Dibawa tidur makin lelap.
Korelasi minyak angin dan ginger shot yang lagi ngetren
Kamu mungkin bertanya-tanya, apa korelasi antara minyak angin yang saya ceritakan di atas dengan ginger shot yang kini sedang digandrungi di banyak negara?
Ada beberapa bahan herbal alami yang sering digunakan untuk membuat minyak angin seperti kayu putih, menthol, cengkih (cengkeh) atau bahan lainnya yang memberikan rasa hangat dan aromatherapi pada tubuh.
Ginger shot pun demikian. Jahe menjadi bahan utama dalam proses pembuatannya yang tujuannya tak jauh berbeda. Hanya penggunaannya saja yang tak sama.
Baik cengkih, maupun jahe keduanya merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan jamu tradisional. Rempah-rempah asli Indonesia yang memberikan efek hangat pada tubuh serta kaya akan aromanya yang menenangkan.
Baik cengkih dan menthol yang diolah sebagai minyak angin atau jahe yang diolah jadi minuman, keduanya termasuk dalam jajaran rempah-rempah yang jadi andalan keluarga Indonesia untuk menyembuhkan kondisi-kondisi fisik dan psikis ringan sejak dulu kala hingga saat ini.
Sepintas tentang sejarah jamu
Masyarakat Indonesia tentu sudah sangat familiar dengan kata jamu, khususnya orang-orang yang berasal dari Jawa.
Dilansir dari Jalur Rempah, ada sebuah teori yang menyatakan bahwa jamu terbentuk dari gabungan kata "Jawa" dan "Ngramu" yang artinya mencampur atau mengumpulkan. Secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai ramuan yang dibuat oleh orang Jawa atau ramuan yang berasal dari Jawa.
Sementara indonesia.go.id menyebutkan bahwa jamu dipercaya berasal dari dua kata Jawa Kuno, yakni Djampi yang artinya penyembuhan dan Oesodo yang artinya kesehatan.
Jamu sudah dikenal sejak zaman nenek moyang bahkan jauh sebelum dunia farmasi modern masuk ke Bumi Pertiwi dan masih terus diakui eksistensinya hingga saat ini. Meski demikian tidak ada data yang pasti mengenai kapan pertama kali istilah ini digunakan oleh negara kita.
Jamu disebut-sebut sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram, ini diperkuat dengan adanya temuan artefak cobek dan ulekan sebagai alat tumbuk untuk membuat jamu. Artefak ini bisa dilihat di situs arkeologi Liyangan yang berlokasi di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah.
Ditemukan pula alat-alat pembuatan jamu yang banyak ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta.
Kehadirannya yang terus diterima dengan baik oleh masyarakat lambat laun membuat penjualan jamu mengikuti perkembangan teknologi, ada yang dikemas dalam bentuk pil, tablet ada pula yang berbentuk bubuk instan yang mudah diseduh.
Olahan jamu dikemas dalam kemasan premium dan siap diperjualbelikan | Foto: Dokpri |
Ini tentu sangat memudahkan siapa saja yang sewaktu-waktu butuh jamu saat bepergian demi menjaga stamina tubuh.
Meski demikian, tetap saja, bicara jamu, kita juga bicara soal jamu gendong yang diracik oleh Mbok jamu keliling. Rasanya lebih afdol dan tradisionalnya lebih terasa.
Jamu sendiri merupakan minuman berkhasiat yang berbahan dasar tumbuhan herbal dan telah digunakan secara turun temurun di bidang kesehatan dari Indonesia sebagai minuman kesehatan yang bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahan utama yang sering digunakan sebagai jamu cukup beragam, sebut saja cengkih, jahe, kencur, kunyit, temulawak, laos, kapulaga, kayu manis, pala, ketumbar, merica, hingga serai.
Bila harus menilik lagi ke belakang, tingginya nilai ekonomi tanaman rempah-rempah ini sempat membuat kita jadi tujuan jajahan Belanda. Udah enak, banyak manfaat, mahal pula.
Betapa kayanya Indonesia sampai Belanda dan negara lain juga ingin menguasai yang kita punya.
Andalan keluarga Indonesia
Setelah mengulik hadiah dari Tuhan bagi Indonesia berupa rempah yang kemudian bisa diolah jadi jamu, mengetahui pula sederet manfaat yang ditawarkan bagi tubuh, mungkin sebagian dari kita akan bertanya-tanya, kenapa sih rempah-rempah itu bisa sebermanfaat itu bagi manusia?
Dalam Teknologi Pangan, ada istilah yang disebut dengan minyak atsiri. Minyak atsiri sendiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman cengkih, serai, nilam, pala, akar wangi kayu putih hingga jahe yang aromanya akan mewakili bau dari tanaman asalnya.
Selain itu, minyak ini juga memiliki sifat mudah menguap saat dibiarkan di udara terbuka, tidak memiliki warna, tetapi akan berubah menjadi warna gelap saat mengalami oksidasi serta memberikan efek hangat saat dioleskan pada kulit.
Minyak ini pulalah yang kemudian dimanfaatkan untuk menghilangkan stress, kecemasan serta meningkatkan kualitas tidur baik yang kita dapatkan dalam rupa minyak atau lewat seduhan jamu yang kita konsumsi.
Lalu, jika dikonsumsi, kenapa jamu bisa membuat tubuh hangat?
Sebab tanaman rempah-rempah ini juga mengandung komponen bioaktif, yaitu senyawa aktif dalam pangan fungsional yang bertanggungjawab atas berlangsungnya reaksi-rekasi metabolime yang menguntungkan kesehatan.
Fungsi komponen bioaktif ini juga berbeda-beda, ada yang menghangatkan seperti jahe atau kurkumin pada kunyit yang juga dapat dimanfaatkan untuk menenangkan kondisi perut yang kram atau sebagai antioksidan.
Proses pengolahannya pun cukup mudah. Tanaman rempah yang dibutuhkan cukup dibersihkan, dikupas, dicacah kasar kemudian direbus untuk mendapatkan sarinya. Untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih, kamu juga bisa beri tambahan madu atau gula merah.
Sederet kandungan bermanfaat untuk tubuh, harganya yang relatif terjangkau, proses pengolahan yang mudah hingga bahannya yang mudah ditemukan bahkan mudah ditanam membuat nge-jamu jadi pilihan untuk "obat" dadakan dalam berbagai situasi kesehatan yang ringan.
Biasanya setelah mengonsumi jamu, kamu akan marathon sendawa atau kentut, perut berangsur-angsur hangat dan tidur lebih lelap. Ngga heran ya dari generasi ke generasi, jamu tetap jadi andalan masyarakat Indonesia.
Sumber-sumber:
https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/foto/jamu-minuman-tradisional-penuh-sejarah
https://indonesia.go.id/ragam/komoditas/sosial/sejarah-dan-perkembangan-jamu-minuman-tradisonal-indonesia
0 Comments