Skip to main content

Featured

Kasus DBD Meningkat, Kemenkes dan Takeda Terus Galakkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD

Ilustrasi pasien DBD | Foto: Freepik Penyakit Demam Berdarah (DBD) serang manusia lintas usia Pada 21 Maret 2024 kompas.id merilis berita yang menyampaikan bahwa 71 anak di Jawa Barat, meninggal karena DBD. Dua pekan lalu, tribunjatim-timur.com menyampaikan bahwa dua warga Kota Batu meninggal dunia juga karena DBD. 1 orang dewasa, dan 1 orang balita. Dari kedua berita teraktual ini, kita bisa menyimpulkan bahwa demam berdarah menyerang manusia lintas usia. Lebih luas lagi, penyakit ini juga bisa terjadi lintas golongan. Dewasa, muda bahkan balita. Miskin, menengah, bahkan kaya semua sama. Berpotensi terkena penyakit DBD.  Mengenal penyakit Demam Berdarah dan gejala yang ditimbulkan Dilansir dari website resmi World Health Organization (WHO), demam berdarah atau demam dengue adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus dengue (DENV) yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Umumnya, demam berdarah ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis di seluruh d

Peringatan Hari Kusta Sedunia, Momentum Tepat Diakhirinya Diskriminasi dan Stigma

 

Hari Kusta Sedunia | Foto: Freepik

Perayaan Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day 

Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day (WLD) diperingati setiap tahun pada minggu terakhir di bulan Januari dimana tahun ini bertepatan dengan tanggal 28 Januari. 

WLD sendiri dipilih oleh Raoul Follereau sebagai penghormatan terhadap Mahatma Gandhi yang banyak bekerja dengan penderita kusta dan meninggal pada akhir Januari tahun 1948. 

Adapun tema global yang juga disepakati oleh kementerian kesehatan RI perayaan WLD tahun ini adalah "Beat Leprosy Unity, Act and Eliminate" atau "Kalahkan Kusta"

Harapan akan perayaan Hari Kusta Sedunia

Ironisnya, data organisasi kesehatan dunia WHO menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat 3 penyakit kusta terbanyak di dunia setelah India dan Brasil. 

Bertepatan dengan perayaan Hari Kusta Sedunia, NRL Indonesia bekerja sama dengan Berita KBR menyelenggarakan talkshow ruang publik dengan mengangkat tajuk serupa "Peringatan Hari Kusta Sedunia 2024." 

Kegiatan ini menghadirkan Agus wijayanto MMID selaku Direktur Eksekutif NLR Indonesia dan Hana Krismawati, M.Sc selaku Pegiat kusta dan Analis Kebijakan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan - Minister Office)

Perayaan ini diharapkan menjadi momentum yang tepat untuk menggaungkan diakhirinya diskriminasi dan stigma kepada para pasien kusta dan Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK). 

"Pesan yang mau disampaikan tentu saja karena kita ingin sekali benar-benar mengeliminasi kusta ini dari negara kita dan juga jadi semangat global untuk membantu para penyandang kusta untuk sembuh dari sakitnya dan kemudian mengeliminasi secara global, mengeliminasi kasus kusta ini" Ujar Hana. 

Harapan lainnya, lewat beragam edukasi dan sosialisasi yang disampaikan, dapat mengubah persepsi negatif menjadi dukungan dan pengertian. 

Talkshow ini bisa disaksikan di Ruang Publik KBR yang bisa disimak di 105 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua dan 104.2 MSTRi FM Jakarta atau live streaming via website kbr.id dan youtube Berita KBR. 

Tentang NLR Indonesia

Bagi yang belum tahu, NRL (until No Leprosy Remains) Indonesia adalah sebuah yayasan organisasi non-pemerintah (LSM) yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta. Organisasi yang berdiri tahun 2018 ini beraliansi dengan organisasi bisnis di 6 negara, termasuk India, Brazil dan Indonesia. 

Organisasi ini memiliki visi ingin membuat Indonesia bebas dari kusta. 

"Tidak ada kusta lagi. Artinya, apa yang pernah kita lakukan? Memastikan tidak ada lagi transmisi, penularan harus berhenti, zero leprosy, kemudian kita juga harus memastikan kalaupun kemudian terjadi, sebelum zero leprosy harus memastikan tidak ada orang yang mengalami disabilitas karena kusta dan kemudian tidak ada lagi stigma, zero stigma" ujar Agus dalam pemaparannya. 

NLR Indonesia memiliki sejumlah mitra, termasuk Pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan. Selain itu, NLR Indonesia juga memberikan perhatian terhadap kusta yang ada di berbagai daerah termasuk kabupaten dan kota, NLR juga bermitra dengan dinas-dinas di berbagai daerah endemis. Termasuk di dalamnya dinas kesehatan, dinas sosial untuk memberikan perhatian pada OYPK di daerah tersebut. 

Langkah membasmi kusta dari Indonesia 

Untuk bisa mencapai harapan peringatan Hari Kusta Sedunia 2024, perlu terus menyuarakan kampanye edukasi yang mencakup aspek medis, sosial, hingga pengalaman OYPMK yang telah pulih, dengan memberikan wawasan terkait kusta yang benar dan komprehensif. 

Untuk itu, ada sejumlah langkah yang akan, sudah dilakukan dan akan terus dilakukan untuk mencapai zero leprosy di Indonesia

1. Pelaksanaan program SUKA kolaborasi Berita KBR dan NLR Indonesia

Misalnya penyelenggaraan kusta lewat talkshow yang diadakan lewat kolaborasi Berita KBR dan NLR Indonesia dalam program SUKA (Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta) yang selaras dengan program kusta untuk membasmi kusta dari Indonesia. 

Dengan begitu, akan lebih banyak masyarakat dari berbagai golongan yang aware dan paham seputar kusta, tak hanya dokter spesialis kulit saja, tapi lintas golongan. 

2. Pasien kusta harus berani jujur 

Saat ini, penanganan kusta sudah dimulai dari puskesmas terdekat. Oleh sebab itu, bagi penderita kusta yang baru mengetahui atau mendeteksi adanya gejala kusta seperti bercak yang diikuti bulu kulit rontok, lemahnya otot pada tangan dan kaki, luka yang sulit sembuh, kelopak mata yang tidak menutup sempurna, rasa kesemutan atau nyeri pada anggota tubuh atau wajah, dan telapak tangan atau kaki yang kurang rasa atau kebas, agar segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. 

Bagaimanapun, semakin cepat terdeteksi dan ditangani, maka akan semakin cepat pula dimulainya proses penyembuhan. 

3. Dukungan keluarga

Peran dan dukungan keluarga pasien kusta juga sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan seorang pasien kusta. 

Tidak membuat jarak, tidak mengolok-olok apalagi ikut melakukan diskriminasi terhadap anggota keluarga yang pasien kusta. 

Sebaliknya, anggota keluarga dihimbau untuk memberikan dukungan agar pasien kusta mau memeriksakan diri dan optimis pulih kembali. 

Selain itu, anggota keluarga juga dapat memberikan edukasi kepada masyrakat sekitar yang mungkin jadi pelaku stigma dan diskrimasi agar informasi baik seputar kusta bisa disembuhkan lebih merata dan pasien tidak merasa dikucilkan. 

Comments

  1. Semoga dengan adanya peringatan hari kusta sedunia bisa membuat orang - orang peduli dengan penderita kusta sehingga bisa saling mendukung dalam berkegiatan

    ReplyDelete

Post a Comment