![]() |
I Gede Merta Yoga Pratama | Foto: Fishgo.id |
Pokemon Go, inspirasi di balik hadirnya FishGo
Buat yang pernah bermain Pokemon Go, tentu paham betul betapa serunya memainkan game online ini.
Setelah mengunduh aplikasinya, kamu akan diberi pilihan untuk menangkap tiga monster Pokemon pemula, yakni Charmander, Squirtle atau Bulbasaur.
Ada tiga aktivitas utama yang harus dilakukan, yaitu menangkap Pokemon, mengunjungi Pokestop atau penanda peta lokasi yang membantumu lebih mudah mendapatkan item yang kamu butuh dalam permainan, serta pertandingan di gym.
Cara menangkap ketiga monster ini cukup mudah, hanya dengan berjalan-jalan sambil membuka aplikasi Pokemon Go. Jika di sekitarmu ada Pokemon, ponsel akan memberikan notifikasi secara otomatis.
Kalau sudah begitu, kamu tinggal tap Pokemon pada peta dan kamu bakal masuk ke antarmuka penangkapan.
Siapa sangka, Pokemon Go yang dianggap hanya permainan ini justeru menjadi inspirasi di balik hadirnya inovasi terbaru yang dihadirkan oleh I Gede Merta Yoga Pratama, FishGo.
Aplikasi ini pula yang membawa misi menjadikan para nelayan berdasi dengan pelacak ikan berbasis navigasi.
Mengenal FishGo
FishGo adalah sebuah aplikasi android berbasis navigasi untuk meningkatkan jumlah tangkapan ikan nelayan tradisional.
Yoga, begitu ia kerap dikenal, menghadirkan inovasinya dalam dua bentuk, website dan aplikasi.
Namun untuk dijadikan pemandu bagi nelayan adalah aplikasi. Sedangkan websitenya sendiri menjadi media informasi secara lengkap seputar FishGo, penerapannya dan perkembangannya.
Yoga menghadirkan inovasi ini dengan menggunakan teknologi sensor jarak jauh dan algoritma yang memungkinkan FishGo menentukan zona, waktu dan rute terbaik bagi nelayan tradisional untuk menangkap ikan.
Perjalanan panjang FishGo, dari ide hingga jadi aplikasi
Menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (UNUD) Bali, Yoga punya keresahan sendiri.
Keresahan ini hadir setelah ia melakukan riset terhadap masyarakat pesisir. Fakta dari riset yang diperolehnya adalah, 25% masyarakat miskin berasal dari kalangan nelayan yang disebabkan oleh tidak menentunya hasil tangkapan para nelayan tradisional tersebut.
Yoga yang memang berasal dari pendidikan di bidang terkait merasa memiliki peran untuk melakukan perubahan.
Lewat ide Pokemon Go yang sedang tren saat itu, ia kemudian menggandeng 9 temannya yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang IT untuk mengeksekusi idenya.
Sebelum menjadi sebuah aplikasi, FishGo sempat diolah dalam bentuk karya tulis yang kemudian dilombakan dan berhasil menjadi pemenang. Dari sinilah kemudian Yoga dan timnya mendapatkan pendanaan dalam mengeksekusi ide hingga aplikasinya berhasil diluncurkan pada 2017 silam.
Lewat aplikasi ini, Yoga dan kesembilan temannya berharap dapat berkontribusi untuk mengingkatkan taraf hidup nelayan dengan cara memetakan pergerakan ikan dan memprediksi cuaca dengan tepat sasaran sehingga nelayan dapat melaut dengan aman dan bahan bakar kapal yang digunakan terbuang lebih sedikit.
Bagaimanapun, kata Yoga, potensi kelautan dan perikanan di Indonesia sangat melimpah sehingga tidak boleh disia-siakan.
Membantu nelayan menangkap ikan, bukan mencari ikan
Nyatanya, kehadiran aplikasi ini mirip seperti oase di padang gurun. Sejumlah nelayan terbantu dengan manfaat yang ditawarkannya karena dikonsep untuk membantu nelayan menangkap ikan, bukan mencari ikan.
Adapun manfaat aplikasi FishGo adalah
- Membantu petani mencari posisi ikan, termasuk jenis ikan yang ingin ditangkap meski dari rumah sekalipun mengingat selama ini proses penangkapan ikan masih dilakukan dengan cara tradisional dengan cara melihat rasi bintang
- Mencari ikan dengan mengandalkan rasi bintang belum menjadi jaminan bagi nelayan membawa pulang hasil tangkapan yang banyak. Belum lagi, langkah ini membuat nelayan boros bahan bakar tanpa jaminan hasil
- FishGo juga menawarkan fitur informasi cuaca yang membantu nelayan melihat prakiraan cuaca aktual dan ditampilkan per jam
- Membantu nelayan untuk mendapatkan informasi terkait ketinggian gelombang air laut selama 24 jam
- Membantu nelayan untuk mendapatkan pertolongan pertama apabila terjadi keadaan darurat seperti matinya mesin kapal atau rusaknya bagian kapal akibat ombak
- Mendeteksi area tangkapan ikan berbasis Internet of Things yang memanfaatkan teknologi sonar dalam memprediksi biomassa ikan.
- Dengan menggunakan aplikasi ini, hasil tangkapan nelayan meningkat dari 40-60 Kg/hari menjadi 100 Kg/ hari dan berhasil pula menekan jumlah bahan bakar yang digunakan.
Hingga saat 1983 nelayan yang sudah menggunakan aplikasi FishGo, 1156 koordinat yang sudah ditentukan, 120 Kg ikan per harinya yang berhasil ditangkap oleh para nelayan tradisional, 30% efisiensi bahan bakar, Rp370.000/ hari, serta 84,1% akurasi penangkapan.