"Kerajaan Cimol" Resika Caesaria untuk Warga Kalangan Ekonomi Lemah dan Pengangguran

0

 

Resika Caesaria | Foto: SATU Indonesia



Usaha yang dirintisnya sejak usia belia membuatnya dijuluki Ratu Cimol Banyumas. Siapa sangka, usaha yang dibangunnya sejak usia 16 tahun itu justeru mengantarnya berhasil mendapatkan apresiasi Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards tahun 2014 silam. 


Namun yang terpenting adalah, "kerajaan cimol" yang dibangunnya dengan modal Rp63.000 itu ternyata berhasil menggerakkan omzet para mitranya sebesar Rp30 Miliar per tahun." Tak heran bila ia disebut Ratu Cimol dari Banyumas. 


Lika liku Resika Caesaria temukan resep cimol 

Sama seperti usaha-usaha pada umumnya, Resika Caesaria juga sempat mengalami kegagalan dalam berusaha. 


Nyatanya memang tak ada hal yang serta merta dapat dilakukan dengan mudah dan langsung berhasil sekali percobaan. Artis besar yang mencoba peruntungan di bidang usaha makanan dan minuman saja tak sedikit yang gulung tikar. 


Hebatnya, anak keempat dari empat bersaudara ini, justeru berhasil mengembangkan sayap cimolnya dan menuntun sejumlah warga dari kalangan ekonomi menengah dan pengangguran berhasil masuk ke pintu kehidupan yang lebih baik. 


Sebelum berjualan cimol, Cika, begitu ia dikenal, mengaku pernah membuat kue. Sayangnya, penjualan kue yang dibuatnya tidak berjalan dengan lancar. 


Dasar memang memiliki tekad yang kuat, alih-alih mundur dari usahanya, Cika memutuskan untuk mengganti produk jualannya menjadi batagor. Sayang, usaha batagor yang ditekuninya juga kurang mendapatkan respon yang baik. 


Tak berhenti juga dari kegagalan yang sama, masih bermain di ranah makanan, di satu waktu ia bertemu dengan seorang pedagang cimol lalu bertukar resep. Resep yang diberi oleh pedagang tersebut kemudian diolahnya dan dibawa ke sekolah jadi jajanan baru yang dijajakannya. 


Gayung bersambut. Ternyata jajanan baru yang ditawarkannya justeru mendapat sambutan yang baik dari teman-temannya. 


Tukar resep dari pedagang cimol inilah ternyata yang membalik kehidupan Cika dan sejumlah warga Banyumas lainnya. 


Meski jajanannya mendapat sambutan baik, nyatanya ia sempat pesimis terhadap sejumlah tantangan yang ia hadapi. Cika bahkan sempat berpikir bahwa dagangannya tidak akan laku. 


Tak ingin berlama-lama hidup dalam kekhawatiran, Cika mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu baru. 


Belajar manajemen waktu, manajemen keuangan termasuk pembagian keuangan pribadi dan bisnis, ia pun belajar bagaimana latihan pembukuan keuangan dan hal-hal kompleks lainnya. Termasuk mempersiapkan diri dengan edukasi seputar internal SDM, produksi hingga eksternal permintaan pasar. 


Mendapat dukungan dari keluarga

Sebuah kalimat bijak mengatakan, apa yang disampaikan dari hati, akan sampai pula ke hati. 


Usaha ini ia mulai ketika ayahnya memutuskan untuk berhenti bekerja. Bukan tanpa alasan, kondisi ayahnya yang sudah lanjut usia dan cukup membahayakan dalam menyetirlah yang menjadi penyebabnya. Sebab bila dipaksakan, khawatir akan membahayakan diri sendiri dan pengendara lainnya. 


Sementara pada saat itu, Cika yang masih duduk di bangku SMA masih membutuhkan banyak biaya mulai dari uang sekolah hingga saku yang jadi kebutuhannya.


Demi bisa mewujudkan kebutuhannya itulah usaha demi usaha cemilan di atas diterapkan dalam kehidupannya. 


Beruntungnya ia, kebaikan yang berasal dari hatinya itu, sampai juga pada hati seluruh anggota keluarga. Seluruh keluarga memberikan dukungan penuh padanya. 


Mengusung konsep bisnis sosial

Memang berbeda mereka yang berada di atas dengan merintis dari titik terendahnya. 


Usaha cimolnya yang sudah maju dengan begitu pesat tak serta merta membuatnya berpuas diri. Ia ingin kehadirannya bermanfaat bagi banyak orang di sekelilingnya. 


Akhirnya ia menghadirkan bisnis yang mengusung misi sosial. 


Misi sosial yang dimaksud adalah dengan memberikan franchise gratis serta modal usaha sebesar Rp3-4jt kepada para mitranya. Modal yang dimaksud termasuk pula gerobak, perlengkapan, hingga bahan baku di awal. 


Bukan asal jadi mitra pula, ada kriteria khusus yang harus dipenuhi bila ingin mendapat franchise sosial ini. 


Nantinya, setiap bulan keuntungan 100% itu akan dibagi menjadi dua bagian. 70% untuk pengembangan dan 30% untuk sosial. 


Sejak 2014, usaha bisnis sosial milik Cika telah berhasil memiliki 60 mitra yang berasal dari kalangan ekonomi lemah dan pengangguran. Di tahun 2020, ia telah berhasil merangkul lebih dari 600-an mitra. 


Bisnis cimol yang hanya bermodal Rp63.000 itu ternyata kini telah menggurita. Memperbaiki sejumlah kehidupan orang-orang yang kurang beruntung di luar sana. 


Referensi tulisan:

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4435136/kisah-sukses-ratu-cimol-banyumas-yang-mulai-usaha-dari-usia-16-tahun

https://m.youtube.com/watch?v=wcfXjM1E3jE

https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/ratu-cimol-banyumas/


Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)