Bukan Travelling, Ini Chilling dan Healing Ala OYPMK

0

 

Ilustrasi healing atau penyembuhan | Foto: Jcomp via Freepik

Sulitnya jadi OYPMK, diskriminasi justru datang dari lingkungan sendiri 

Selalu ada insight baru tiap kali mengikuti YouTube Live Kantor Berita Radio di channel Berita KBR. 

Rabu, 14 Desember lalu, masih edukasi seputar OYPMK dan penderita kusta, KBR kembali menghadirkan topik berbeda. Kali ini mengangkat tema "Chilling - Healing Bagi OYPMK, Perlukah?"

Acara ini dapat disimak di 105 radio jaringan KBR seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua, sedangkan bagi yang berada di Jakarta, dapat mendengarkan di 104.2 FM, live streaming via website KBR.ID atau di channel YouTube Berita KBR bagi yang ketinggalan live kemarin. 

Dalam acara ini, turut pula hadir Ardiansyah selaku OYPMK dan Wakil Ketua Konsorsium PELITA (Peduli Disabilitas dan Kusta) Indonesia. Selain itu, ada pula Donna Swita selaku Executive Director Institute of Women Empowerment (IWE). 

Bukan hal yang mudah menghadapi kusta bagi seorang Ardiansyah. Ia sempat menyembunyikan penyakit yang dideritanya selama menjalani masa penyembuhan di salah satu rumah sakit kusta di Makassar. 

Untuk membangun rasa percaya dirinya, ia terus mencoba terkoneksi dengan dunia luar. Sayang, stigma dan diskriminasi tetap saja harus dialaminya. 

Apesnya, diskriminasi itu justru datang dari orang terdekat, yaitu sang Ibu dan keluarga tercinta. Orang yang semestinya menjadi garda terdepan pemberi dukungan pada OYPMK. 

Diskriminasi yang diterimanya berupa pembatasan akses untuk ikut berkumpul bersama keluarga, "disembunyikan" dari tamu, ia juga dilarang untuk tidur di sembarang tempat di dalam rumahnya, dan membuat tempat makan yang terpisah khusus untuknya. Padahal saat itu, Ardi telah selesai menjalani pengobatan. 

"Ini yang saya rasa membuat saya semacam mengalami sebuah luka batin." Tutur Ardi.

Mengembalikan makna healing yang sebetulnya

Luka batin menjadi sebuah pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan dengan cara yang positif tentunya. 

Istilah healing, belakangan kian tren di berbagai media sosial dan sering pula disebut-sebut oleh para anak muda. Kata ini dimaknai sebagai aktivitas travelling atau mempromosikan pariwisata untuk menghilangkan penat dari kesibukan sehari-hari.

Bicara tentang healing, setidaknya ada 5 dimensi yang perlu dilihat, yaitu dimensi fisik, dimensi psikis, mental, relasi dan dimensi spiritual. Berangkat dari sini, kita kemudian bisa menentukan, healing atau penyembuhan yang seperti apa yang dapat kita lakukan sesuai dengan dimensi tadi. 

"Healing itu sebenarnya kan penyembuhan ya. Penyembuhan pada sesuatu yang terdampak terutama pada psikis dan emosi seseorang." Ujar Donna. 

Bisa sihhh, digunakan seturut arti yang banyak dibahas sekarang, namun tak bisa kita pungkiri, bahwa kata ini tak melulu tentang travelling doang. Itu hanya salah satu cara atau metodenya saja. 

Healing juga bisa berarti membaca, journaling, atau melakukan aktivitas favorite untuk merelease stress. Dan aktivitas ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Lintas golongan. Tua, muda, miskin, kaya, sempurna atau oleh Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).

Bukan travelling, ini chilling dan healing ala Ardi

Agar tak terus berada di lingkup yang membuat batinnya terluka, Ardi memutuskan keluar dari lingkungan keluarganya dan bertemu dengan teman-teman dari berbagai komunitas termasuk NLR Indonesia. 

Gayung bersambut "NLR banyak memberikan penguatan kapasitas pada saya, sehingga saya di tahun 2018 fokus di gerakan organisasi kusta dan disabilitas ini." Tutur Ardi. 

Sebelum aktif di organisasi, Ardi juga sempat bekerja di Konsultan Perencanaan. Pekerjaan ini pulalah yang menjadi titik balik dalam kehidupannya. 

Ia kembali belajar bersosialisasi dengan orang-orang baru untuk terus mengasah rasa percaya dirinya. Momen ini juga jadi pengingat bagi seorang Ardi bahwa satu-satunya yang bisa mengubah kehidupannya adalah ia sendiri. 

Berangkat dari sana, Ardi juga memberanikan diri untuk memberikan edukasi kepada keluarganya yang justru menjadi pelaku diskriminasi. 

"Alhamdullilah, sampai saat ini, justru saya merasakan kembali menjadi seorang manusia karena dukungan dari teman-teman dan jaringan" Lanjutnya. 

Menurut Ardi, healing sangat penting bagi seorang OYPMK karena mereka biasanya sangat menutup diri sehingga tidak memiliki teman untuk bercerita. Wajar saja, umumnya, masih menurut Ardi, sekedar bercerita seputar kondisi mereka saja sudah hal yang berat untuk dilakukan. 

Tak bisa terus bercerita dengan orang lain, menurut Ardi, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan healing bagi seorang OYPMK, salah satunya adalah dengan cara menulis. 

"Menulis itu, tentang diri kita saja, menurut saya proses healing juga sih. Supaya kita bisa menceritakan perasaan kita."

Bercerita ini tak harus dalam sebuah buku diary, bisa pula dilakukan di notes ponsel atau media-media lain yang dapat dimanfaatkan untuk mengeluarkan uneg-uneg. 

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)