![]() |
Ilustrasi membantu orangtua menyeberang jalan | Foto: pch.vektor via Freepik |
Seorang ibu dengan kelainan tulang di bagian pinggang yang memaksanya harus menggunakan penyangga tubuh, berjalan tertatih dari ruang Poli Orthopedi. Sendiri.
Jarak tak sampai 5 Meter menuju lift yang seharusnya bisa ditempuh kurang dari 1 menit itu, berhasil dicapainya setelah susah payah melangkah selama hampir 5 menit.
Ia bermaksud ingin kembali ke lantai dasar rumah sakit ini. Sayang, ada rasa takut untuk menggunakan lift yang sudah berada persis di depannya. Pun, ia tak paham penuh bagaimana cara menggunakan kotak besi itu.
Puluhan orang sakit dan sehat sebagai pendamping pasien, ada di ruang yang sama menyaksikan pemandangan serupa. 3 Menit berlalu, tombol lift tak kunjung ditekan, sang ibu tetap diam, sedang "penonton" tak satupun bergerak memberikan bantuan.
Aku memutuskan mendekat, sedikit berlari ke arahnya. Berpura-pura ingin menggunakan lift yang sama.
Benar! Baru saja aku tiba di sisinya, si ibu tampak menghembuskan nafas lega.
"Dek, boleh temani ibu ke bawah?" Dalam pertanyaannya, ia melontarkan permintaan di sana.
Mengulas kembali arti arti cinta dan peduli
Hal yang sama pernah kualami hampir satu dekade lalu. Urusan bayar listrik di kantor pos sebelum segala urusan bayar membayar begitu mudah seperti sekarang.
Perkara uang Rp 30.000 saja sebetulnya. Mestinya kala itu, aku membantu seorang Bapak yang berada persis di sampingku dan sedang kekurangan biaya untuk melengkapi nominal tagihan listriknya.
Kondisi beliau kala itu sudah melemparkan senyum khawatir, takut sekaligus malu ke petugas serta orang-orang yang punya tujuan yang sama di sana.
Tapi aku memilih diam padahal masih punya dana jauh lebih banyak dibandingkan yang sedang dibutuhkannya. Beruntung saja seorang Bapak maju dan melunasi sisa tagihannya.
Anehnya, cinta dan kepedulian yang tak terlaksana itu, terus menghantui hingga kini.
Rasa bersalah yang sama kerap muncul tiba-tiba hingga aku memutuskan untuk menjadikan kejadian tersebut sebagai pengingat.
Pengingat untuk tidak menunda berbagi cinta dan peduli dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan setiap hari. Sebab mungkin saja, kebaikan kecil itu justeru penyelamat hidup seseorang, atau sekedar menjadi alasannya untuk ikut berbuat kebaikan.
Banyak sebetulnya hal-hal kecil itu, kalau saat ini, kebaikan terkecil yang bisa dilakukan adalah berbagi tip dan memberi penilaian jujur dalam layanan kendaraan daring yang kita pesan.
Bisa juga membantu orang tua menyeberang jalan, berbagi makanan atau minuman bagi mereka yang membutuhkan.
Tak harus untuk ratusan orang, memberi makan dan minum satu orang yang benar-benar butuh, nyatanya bisa menyalurkan cinta pada penerima dan dalam hati kita. Atau bisa juga saling sapa dengan rekan kerja sebelum memulai hari.
Bagi generasi 90an, contoh ini mungkin sudah melekat dalam ingatan lewat salah satu mata pelajaran yang dulu diberikan. Tapi rasanya, tak salah bila kita kembali sebentar ke masa itu, mengulas arti cinta dan peduli.
Kompas menyebutkan, peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan serta bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.
Sedangkan cinta memiliki makna yang sangat luas, namun dari berbagai referensi yang menjelaskan maknanya, cinta selalu diidentikkan dengan perhatian dan kasih sayang.
Tak ada cinta dan peduli yang terlalu kecil atau dini
Setiap kita mungkin pernah dihadapkan dengan kasus yang mengharuskan kita membantu seseorang namun urung melakukan, entah karena sungkan, takut ditolak, malu dibilang sok baik, menunggu orang lain untuk melakukannya, menganggap kebaikan itu terlalu kecil atau alasan lain yang terselip di hati.
Sebaiknya segera lakukan! Sebab bila tidak, hati kecilmu akan terus merasa tak nyaman.
Setelah kejadian di kantor pos, aku seperti mengajak diri membentuk kebiasaan baru, untuk berbagi kebaikan dan kepedulian kecil yang bisa kulakukan tiap hari.
Tak harus, tapi bila memungkinkan, ya lakukan!
Di awal, ini jadi pr sih sebenarnya, tapi percayalah, kebaikan pada bumi seperti sekedar memungut sampah - sekalipun itu sampah orang lain - dan meletakkan di tempat yang semestinya, ternyata memiliki dampak besar di kemudian hari.
Sebab dari sana pula aku berangkat, untuk berani menyalurkan cinta dan kepedulian terhadap kebaikan yang kira-kira bisa kulakukan termasuk dengan trik-triknya.
Jangan salah, melakukan kebaikan juga perlu trik agar tak terlalu mencolok dan terkesan pamer.
Lakukan saja segera! Karena ternyata, tak ada kebaikan yang terlalu kecil atau terlalu dini untuk dilakukan.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini, percayalah, aku tak berniat untuk pamer apalagi menyombongkan diri.
Aku pernah dengar sebuah pepatah bijak yang mengatakan
"Energi itu akan menular, baik positif maupun negatif."
Bila kita bisa menularkan energi, semoga energi-energi positif bisa tiba ke semua pembaca.
Semoga, tulisan ini tak dinilai sebagai kesombongan, namun berisi pesan dan energi yang coba kusalurkan agar energi untuk berbagi cinta dan kepedulian menular kesetiap pembaca dimanapun kalian berada.