![]() |
APLI Bicara MLM Halal atau haram | Foto: Efa Butar butar |
APLI gelar APLI EXHIBITION 2022
Perdana mendengar nama APLI adalah ketika aku mendaftarkan diri menjadi member dalam sebuah bisnis multi marketing level yang dikenal dengan nama Oriflame sekitar dua tahun lalu.
Itupun, aku hanya mengetahui sepintas saja, bahwa APLI merupakan akronim dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia dan Oriflame tergabung di sana.
Tak disangka, meski sudah lepas jadi member dan kini hanya sebagai pengguna saja, aku justeru berkesempatan mengenal APLI lebih dalam lagi lewat APLI EXHIBITION 2022 yang diselenggarakan di Pasar Raya Blok M, Jakarta.
![]() |
Blogger APLI| Foto: Properti IWITA |
APLI EXHIBITION 2022 diselenggarakan pada tanggal 24-26 Juli dengan menghadirkan sejumlah perusahaan MLM dan produk-produknya. Event ini digelar terbuka sehingga bisa dikungjungi oleh siapapun yang hadir di lokasi secara gratis.
Sepintas tentang APLI
Bagi yang belum tahu, APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) adalah suatu organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan tempat berhimpun para perusahaan penjualan langsung (direct selling/DS), termasuk perusahaan yang menjalankan penjualan dengan sistem berjenjang (Multi Level Marketing) di Indonesia.
Beberapa contoh perusahaan di bawah APLI adalah Oriflame, HDI, Herbalife, Jafra, Propolis, Atomy Indonesia, Tupperware dan masih banyak perusahaan lain yang tentu sudah sangat familiar di telinga kita.
Bahkan kita juga mungkin jadi pengguna produk-produk di atas.
Keuntungan menghadiri APLI EXHIBITION 2022
Kembali tentang APLI EXHIBITION 2022. Event ini telah diselenggarakan beberapa tahun belakangan, dan kabarnya akan menjadi event tahunan yang akan rutin diselenggarakan.
Memang, acara tahun ini telah usai. Bagi kamu yang terlewat dan ngga ada waktu untuk menghadiri acara, mungkin beberapa keuntungan menghadiri APLI EXHIBITION ini jadi pertimbangan untuk kamu hadir di event APLI tahun-tahun berikutnya.
Berikut adalah sejumlah keuntungan yang bisa kamu peroleh saat menghadiri APLI EXHIBITION:
- Mendapatkan sejumlah edukasi secara GRATIS dengan tema berbeda setiap harinya yang disampaikan lewat talkshow bersama pembicara profesional.
- Memiliki peluang untuk memulai bisnis bersama perusahaan MLM yang ikut meramaikan pameran
- Bisa menikmati sejumlah produk gratis
- Bawa pulang berbagai hadiah dengan mengikuti syarat dan ketentuan yang diberikan saat berkunjung ke booth-booth perusahaan
- Mendapatkan jaringan baru
- Menikmati live music gratis
MLM dan stigma negatif di kalangan masyarakat
Meski mungkin kita jadi salah satu pengguna brand-brand perusahaan di bawah APLI dan sangat menikmati produk-produk tersebut, sayangnya, MLM masih kerap dikonotasikan negatif oleh sebagian masyarakat.
Bukti sederhananya, kita bisa melihat sendiri bagaimana orang-orang akan langsung beranjak pergi, atau menolak, baik secara lembut ada pula yang secara frontal bagaimana mereka tidak berkenan berhubungan dengan bisnis MLM ini.
Anehnya lagi, saat diberi produk MLM secara gratis, umumnya semua orang tidak akan menolak.
Nah, gimana tuh? Menarik kan?
Topik inilah yang jadi bahasan di hari pertama APLI EXHIBITION berlangsung. MLM: Haram?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, APLI menghadirkan pembicara profesional, yakni:
- Kany V. Soemantoro selaku Ketua Umum APLI
- Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., MA. selaku Ketua Bidang Industri Bisnis dan Ekonomi Syariah DSN-MUI
- Ina Rachman SH., MH selaku Sekjen APLI
- Yang dimoderatori oleh Dr. U. Mulyaharja, SH.,SE.,MH.,MKn.CLA. yang juga seorang Praktisi hukum
APLI bicara "MLM: Haram?" untuk luruskan stigma negatif di tengah masyarakat
![]() |
Pembicara talkshow APLI EXHIBITION DAY 1 | Foto: Properti IWITA |
"Gimana bisa jadi baik, gimana jadi positif, begitu kita baru ngomong, perusahaannya apa? Itu lho, direct selling. Direct selling yang MLM itu ya? Itu (calon member) langsung kabur, gitu." Begitu pertanyaan yang diajukan oleh Ina Rachman SH saat talkshow berlangsung.
Meski nama MLM sering dikonotasikan negatif, tak bisa dipungkiri, lewat bisnis ini, tak terhitung lagi jumlah ibu rumah tangga yang kini berhasil mandiri secara finansial bahkan bisa membeli rumah sendiri secara tunai.
Tak terhitung pula jumlah mantan pegawai yang tadinya terpenjara karir mandeg di kantor kini memiliki jenjang karir pasti dengan penghasilan puluhan juta per bulan.
Lho, katanya haram? Kok ada yang sampai mapan secara finansial lewat bisnis ini?
Yuk, kita lurusin stigma ini agar tak makin mengakar
Halal atau haram ditilik dari sisi produk
Menurut Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., MA, produk yang mengandung babi dinyatakan haram. Sebuah perusahaan yang memperjualbelikan produk yang mengandung babi, tentu menjadi produk haram yang tak layak digunakan.
Untuk itu, perusahaan-perusahaan memang perlu memiliki sertifikat halal produknya.
"Produk-produk yang diperdagangkan di negeri tercinta ini, harus bersertifikat halal" ujar Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., MA. selaku Ketua Bidang Industri Bisnis dan Ekonomi Syariah DSN-MUI.
"Makanya saya setuju dengan pertanyaannya Moderator ke Bu Ina, kalau ngomong produk haram sulit. Yang benar, betul, belum tersertifikat halal." Lanjutnya.
Sebetulnya, member bisnis MLM tak perlu menjelaskan halal atau tidaknya bisnis yang digeluti pada calon member atau calon konsumennya. Cukup dengan menunjukkan sertifikat halal produk itu saja, semestinya sudah cukup.
Sebagai informasi tambahan, kita bisa lho mengetahui sebuah produk telah memiliki sertifikat halal atau belum dengan mudah. Cukup kunjungi website https://halalmui.org/mui14/ lalu masukkan nama produk yang ingin kita ketahui kehalalannya.
Jadi, dari sisi produk, kita sudah sepakat ya, bahwa produk MLM itu HALAL!
Halal atau haram ditilik dari sisi sistem
"Kita ngga munafik ya, citra daripada multi level atau citra dari direct selling itu memang sedemikian rupa (baiknya). Saking seksinya, saking bagusnya industri kami ini, kita ini (bisnis MLM) sering ditumpangi oleh oknum-oknum yang memanfaatkan model bisnis kita sebagai ajang untuk mendapatkan keuntungan sesaat" Ujar Kany V. Soemantoro selaku ketua Umum APLI dalam talkshow yang berlangsung.
"Dengan adanya exhibition ini, kita tampilkan bahwa perusahaan-perusahaan yang ada di APLI ini, atau perusahaan anggota APLI is real, Bapak, Ibu!" lanjutnya.
Sistem di MLM juga kerap jadi bahan diskusi panjang antara leader dengan calon member.
Masalahnya, calon member yang belum tahu menahu seluk beluk bisnis ini, menolak mendengar penjelasan calon leadernya terlebih dahulu yang memang sudah paham mekanismenya. Acap kali calon member memilih untuk berpegang pada pemahaman mereka yang salah.
Nah biar ngga salah lagi, berikut adalah penjelasan dari Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., MA.
Untuk mendapatkan penghasilan, memang penting sekali untuk berjalan di jalur yang benar dan memiliki pedoman syariah.
Calon member umumnya berpikiran bahwa leader tak perlu bekerja ekstra, cukup hanya rekrut saja sudah bisa memiliki penghasilan sendiri.
Padahal, faktanya tidak demikian.
Yang benar leader dan top leader justeru bekerja lebih ekstra untuk mengedukasi member-member baru agar mereka memahami seluk beluk bisnis yang dijalani.
Leader juga harus rekrut kok, harus jualan juga untuk mendapatkan poin yang mereka butuhkan. Bukankah semua member baik yang baru maupun yang sudah leader perlu tutup poin?
Kerja ekstranya dimana?
Semakin banyak member baru yang berhasil direkrut, maka semakin ekstra juga tenaga dan waktu yang diberikan agar orang-orang yang baru bergabung ini memahami dan mengerti dengan sistem bisnis yang berlaku.
Member barupun demikian. Dibutuhkan kerja ekstra untuk belajar seluk beluk bisnis, bagaimana rekrut, bagaimana direct selling agar jualan lebih lancar. Edukasi-edukasi ini nantinya akan kamu gunakan untuk mengedukasi downlinemu. Jadi, sebetulnya ya sama-sama kerja.
Mulai sekarang, jangan bilang lagi kalau leader cukup uncang-uncang kaki tapi bisa dapet duit yaa. Heheh. Itu salah!
Hal ini juga sejalan dengan penjelasan Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., MA. yang menyebutkan "Harus yang namanya top leader itu ada keringat yang keluar, sehingga member yang kedalamannya berapa, pernah (melakukan pada downline), entah itu pertemuan, entah dikasih support, dikasih saran, dikasih nasehat."
Selain itu, MLM juga tidak riba dan tidak money game.
"Money game itu Insyaallah sudah selesai, Insyaallah ya, asal masuk APLI" Lanjut Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., MA.
"Perusahaan yang sudah tersertifikat Syariah, baik sistem. Kalau halal adalah produknya maka insyaallah akan tenang. Lebih tenang." Ujar Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., MA. menutup materi.
Jadi gimana nih yang lagi direkrut bisnis MLM, semoga alasan-alasan di atas cukup untuk menunjukkan bahwa MLM itu produk dan bisnis yang HALAL.