![]() |
Ilustrasi transaksi Nyaman dengan CariTahuBiarAman | Foto: Olah pribadi |
"Something sick make someone traumatic"
2018 lalu, temanku, katakanlah namanya Lili, pernah mendapatkan telepon masuk dari nomor yang tak dikenali. Orang di seberang sana berbicara seolah-olah mereka teman dekat yang sudah lama tak berkomunikasi.
Lili yang terus saja penasaran namun merasa obrolannya nyambung, mulai masuk dalam permainan. Menebak-nebak, siapa gerangan teman yang sedang diajaknya berbincang.
Lalu Lili menyebut nama seseorang.
Itu dia! Awal mula malapetaka hari itu. Menyebut nama seseorang dari lingkar pertemanan berdasarkan tebak-tebak suara.
Spontan saja, orang di seberang mengiyakan. Mengaku bahwa dirinya adalah nama yang disebut Lili. Dengan dalih ATM jauh dari kediamannya yang kebetulan saat itu sedang pulang kampung, orang tersebut meminta tolong ditransfer sejumlah uang ke rekening atas nama orang lain.
Kalau saja saat itu Lili tetap dalam keadaan waspada, harusnya kehilangan satu bulan gaji tak akan terjadi. Sebab, nama yang tercantum di nomor rekening yang diberikan bukan atas nama orang yang disebutkan oleh Lili.
Sebetulnya, Lili telah menanyakan kenapa namanya berbeda. Hanya saja, mudah sekali mengakali itu. Mengaku nomor rekening tersebut adalah nomor rekening sepupunya yang kebetulan - lagi - mereka sedang bersama.
Lili yang sudah terlena percakapan seru pertemanan yang lama, mudah saja memberikan nominal satu bulan gajinya. Sampai akhirnya sadar bahwa dirinya baru saja terkena phone scam.
Sampai saat ini, lingkar pertemanan Lili tahu betul, bahwa Lili TIDAK AKAN mengangkat telepon dari nomor baru kecuali nomor tersebut telah mengirimkan pesan setidaknya mengenalkan diri dan rencana untuk menghubungi.
Ini menjadi bukti bahwa something sick, make someone traumatic. Kabar baiknya, dari perasaan trauma tersebut, muncul kewaspadaan tingkat tinggi terkait hal-hal serupa yang dialami agar tak merasakannya kembali.
Modus-modus penipuan
Pada umumnya, menjelang hari raya Idul Fitri yang identik dengan pembayaran THR oleh Pemerintah pada para ASN serta swasta bagi para karyawannya adalah hari yang paling ditunggu-tunggu. Perusahaan-perusahaan besar juga banyak turut berbagi kebahagiaan kepada para pelanggan serta pengikut media sosialnya lewat program bagi-bagi THR dengan sejumlah syarat yang harus diikuti.
Sayangnya, program-program kebaikan seperti ini, kerap pula disalahgunakan oleh sekelompok oknum yang ingin mengambil keuntungan dengan cara yang keji demi keuntungan pribadi.
Ada beberapa modus penipuan online yang perlu diwaspadai, seperti:
- Promo super menarik dari situs belanja online palsu.
Sebetulnya, bila kamu jeli, kamu akan mudah membandingkan ini.
Ada beberapa trick yang mungkin akan digunakan oleh oknum penipu untuk membuatmu merasa yakin bahwa kamu sedang berada di situs yang resmi seperti nama situs yang mengandung nama brand atau perusahaan, harga promo yang sangat menggiurkan, hingga nomor telepon yang bisa dihubungi.
Kamu bisa melakukan crosscheck dengan melihat akun sosial media perusahaan atau brand. Perusahaan umumnya akan mencantumkan website resmi di bio mereka, jikapun tidak, kamu wajib mengetahui bahwa website sebuah perusahaan resmi biasanya akan terdiri dari https://www.namaperusahaan.com tanpa embel-embel blogspot atau worpress.com di antaranya.
Bila link mengandung salah satu kata di atas, apalagi perusahaan tersebut cukup besar, maka bisa dipastikan website tersebut palsu.
- Undian THR Lebaran
Ini yang sering memakan korban. Program THR Lebaran yang harusnya berbagi sukacita, malah memakan korban dan berujung duka.
Undian THR Lebaran bisa datang dari berbagai pihak, berbagai perusahaan. Jadi pastikan tetap waspada, kenali website resmi, double check nomor yang menghubungi, dan jangan sungkan untuk tanya ke media sosial perusahaan untuk memastikan.
Agar lebih aman sih, selama kamu merasa sedang tidak mengikuti undian, sebaiknya hindari saja telepon masuk yang mengatakan kamu menang.
Cara lebih mudah lagi, dengarkan bagaimana tutur penyampaian pihak yang menghubungi. Bila betul dari perusahaan resmi, demi mengikuti SOP yang berlaku, mereka akan bertutur halus dan lembut sekalipun pelanggan menaikkan nada suara. Sedangkan penipu, bila merasa mereka ditipu balik oleh korban yang sepertinya memperlambat aksinya, mereka tak sungkan untuk menaikkan nada suara, membentak hingga berkata kasar.
Perlu kamu ketahui, sekasar apapun pelanggan berbicara, pihak terkait perusahaan resmi TIDAK AKAN PERNAH membalas dengan cara yang sama.
- Pinjol ilegal
Pinjaman ilegal belakangan marak diberitakan. Pinjaman yang hanya dua juta, merangkak naik dengan bunga hingga 10jt. Ada beberapa korban yang memutuskan untuk menyelesaikan kehidupan karena tak kuat menanggung beban utang.
#CariTahuBiarAman dari modus penipuan
Oknum-oknum penipu umumnya menarget orang-orang yang belum memiliki edukasi yang cukup seputar penipuan online.
Lili contohnya, trauma membuatnya tak mau menjawab panggilan masuk sebelum pemilik nomor mengenalkan diri terlebih dahulu. Dampak lainnya tentu kerugian materi, dan rendahnya kepercayaan sebagai pengguna.
Hanya saja, bukan berarti ini membuat kita serta merta menjauh dan menutup diri dari teknologi. Kita tetap membutuhkannya dalam tiap transaksi.
Kejadian yang dialami, setidaknya membawa beberapa pelajaran pula seperti lebih waspada, lebih hati-hati, lebih teliti dan membuar orang selalu melakukan crosscheck sebelum bertindak.
Penipuan online memang tak bisa kita lenyapkan begitu saja. Kita hanya bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi sembari terus mengedukasi diri dan keluarga agar hal yang sama tak terulang kembali.
Berikut adalah beberapa #CariTahuBiarAman dari modus penipuan:
- Awas modus penipuan online
Lebih peduli dengan kasus penipuan online yang terjadi pada orang lain. Peduli dalam hal ini memberi diri untuk mendengarkan kronologis dan upaya-upaya pencegahan agar hal yang sama tak terjadi pada diri kita.
Modus-modus tersebut bisa menyerupai gebyar promo di website palsu, undian THR Lebaran hingga pinjaman online ilegal.
Awas modus penipuan online yang banyak terjadi, pelajari kasus demi kasus, tetap waspada dalam tiap transaksi.
- Waspada nomor palsu
Sebagai nasabah BCA, nomor resmi Halo BCA yang selalu melekat di kepala adalah 1500888, tanpa tambahan angka 021 atau 08 di depannya. Teman-teman nasabah BCA yang lainnya dan belum tahu nomor ini, sebaiknya waspada nomor palsu HALO BCA ya.
Ingat, nomornya tanpa 021 atau 08 di bagian depannya.
Bila kamu nasabah bank lain, pastikan untuk mengetahui nomor bank resmi yang bisa dihubungi.
Oknum penjahat kini bahkan lebih brutal, sebab mereka tak sungkan mencantumkan nomor pribadi mereka di ATM. Calon korban yang mendapat masalah kemudian akan menghubungi nomor oknum tersebut alih-alih menghubungi nomor resmi bank untuk mendapatkan pertolongan.
Ini juga merupakan jadi awal petaka bagi nasabah. Sekali lagi, selalu #CariTahuBiarAman tiap kali bertransaksi
- Menjaga data pribadi
Dalam upaya melakukan aksi penipuan, tak jarang oknum meminta data-data sensitif calon korban seperti nomor kartu ATM, PIN, nomor OTP, CVV kartu ATM hingga nama ibu kandung calon korban.
Nope! Jaga data pribadimu dan hindari memberikan data-data ini sebab, bila data-data tersebut telah diperoleh, penjahat akan memiliki akses ke rekening pribadimu.
Hindari tebak nama lawan bicara saat mendapatkan panggilan masuk dari nomor tak dikenal
Seperti yang telah dialami Lili, memang sebaiknya hindari menebak-nebak siapa orang di seberang saat mendapatkan panggilan masuk dari nomor tak dikenal.
Umumnya mereka akan melakukan hal tersebut dan berpura-pura misterius hingga kamu mengeluarkan satu nama, dan ya, mereka akan mengaku sebagai nama yang kamu tebak, lalu potensi terjadinya penipuan onlinepun kian tinggi.
- Edukasi keluarga di kampung halaman
Untuk meratakan penyebaran informasi, ada baiknya, saat pulang kampung di libur Lebaran, kamu juga menginformasikan hal-hal ini pada anggota keluarga di kampung. Sebab - lagi - salah satu kelompok masyarakat yang ditarget adalah mereka yang kurang edukasi seputar kasus penipuan ini.
- Simpan nomor oknum dengan nama "penipu" agar calon korban lain bisa terhindar
Saat ini banyak aplikasi pencarian nomor untuk mengetahui pemilik nomor yang belum kamu simpan.
Nama yang kamu simpan tersebut akan diketahui orang lain yang memiliki aplikasi yang sama.
Kamu bisa memanfaatkan aplikasi tersebut, agar calon korban lainnya bisa mengidentifikasi nomor yang sama bila melakukan panggilan padanya.