Pentingnya catatan kecil sebagai wadah untuk menulis syukur dan goalsmu | Foto: Efa Butar butar |
Kamu pernah denger istilah afirmasi, ngga?
Afirmasi adalah pernyataan-pernyataan positif dan spesifik yang ditujukan kepada diri sendiri. Afirmasi ini banyak digunakan untuk melatih diri berpikir positif dan menjauhkan dominasi hal-hal negatif dari pikiran kita.
Bagi kamu yang masih suka bicara negatif ke diri sendiri, berpikir negatif akan berbagai hal, cara ini bisa kamu coba untuk menenangkan diri sembari belajar terus untuk berpikir sebaliknya.
Aku tau teknik afirmasi ini sejak 10 tahun lalu ketika membaca buku The Secret. Di sana, Rondha Byrne bercerita tentang kekuatan the law of attraction, afirmasi, the magic, visualisasi dan hal-hal sejenis yang bisa mengubah hidup.
Namun, mungkin karena faktor umur yang saat itu masih terlalu muda untuk mencerna jauh isi tulisan tersebut, kala itu hal sederhana yang kucoba saat menerapkan teknik ini adalah afirmasi agar keterlambatanku tidak membuatku malu dan dihukum di depan teman-teman yang lain.
Aku ingat betul, di tengah-tengah
jantungku yang cukup gedebag gedebug, aku tarik nafas dan bilang “Aku hadir tepat waktu hari ini, aku akan
bertemu dan berkumpul bersama temanku dengan tawa. Dosenku akan datang setelah
aku tiba.”
Aku terus saja mengucapkannya selama di perjalanan menuju kampus. Berulang-ulang. Padahal mah kalau berdasarkan waktu, yeee, udah telat berpuluh-puluh menit! Wkwkwkwk.
Percaya atau tidak, berbicara baik dan positif pada diri sendiri meski dalam keadaan panik sekalipun, ternyata cukup ampuh untuk mengembalikan perasaan tenang.
Lagi – percaya atau tidak, dosenku hadir setelah aku tiba di kampus! Apa yang kusampaikan di perjalanan dengan penuh keyakinan, beneran terjadi. Hah, kok bisa? Ya ngga tau, tapi itu kejadian.
Itu kali ya maksudnya the law of attraction tadi? Hukum tarik-menarik. Apa yang kita pikirkan, kita sedang menarik hal tersebut masuk ke dalam diri kita. Jadi ya memang, ngga boleh main-main dengan pikiran.
Begitu kuatnya hukum the law of attraction, terlalu sayang kalau hanya digunakan untuk memikirkan hal-hal negatif. Mending yang positif-positif saja, yang manis-manis, yang baik- baik untuk diri sendiri.
Meski telah berhasil menerapkan isi buku The Secret, pelan-pelan aku lupa dengan buku tersebut dan betapa menakjubkannya isi buku itu.
Sampai Tiktok hadir di tengah-tengah bumi ini, heeiii! Aku diingatkan kembali dengan the law of attraction lewat salah satu konten yang muncul di FYP aku.
Auto keingat dong sama buku The Secret.
Kebetulan, ada satu produk skincare lokal yang dua tahun terakhir aku pantau banget nih ngegaet temen-temen Blogger di sekitarku untuk sosialisasiin produknya. Aku mikir tuh, ini kok gue ngga diapproach-approach ya? Wkwkkw.
Beberapa bulan terakhir, aku emang lagi suka nulis hal-hal yang kusyukuri sehari-hari. Di dalamnya, aku juga menuliskan beberapa afirmasi yang aku sangat percaya akan menjadi milikku segera.
Karena penasaran banget sama si produk face care yang aku ceritain - booming banget juga produknya soalnya. Kan aku kepo ya. Hehhe – jadilah, salah satu yang aku afirmasikan adalah si produk ini.
Kutuliskan tanggal 9 September, deal 5 Oktober. Almost a month, but it's still works! Beneran terjadi!
Pas deal, deng! Aku keingat dengan afirmasiku dan merinding karena yang terjadi itu persis seperti yang kutuliskan. Ya ngga persis-persis banget, aku kurang jago urusan negosiasi saat itu, jadi ada selisih harga sedikit. Wkwkw. Tapi selainnya, tepat seperti apa yang kutulis!
Serunya menulis secara konvensional
Kalau udah dapet ide dan nulis, mimik super serius emang. Heheh | Foto: Efa Butar butar |
Afirmasi memang perlu. Menyebutkan dan menuliskan kata-kata positif yang ingin kita dapatkan. Tapi jangan lupa, kamu juga harus ikut bergerak untuk tiba di mimpimu itu.
Karena memang mimpiku adalah menghidupkan tulisan, maka setiap ide yang terbersit, pantang banget untuk terlewat. Agar semua ide itu terbungkus rapi, aku terbiasa membawa buku kecil dan ide-ide itu selalu kutuliskan di sana.
Zaman boleh semakin canggih, namun menulis secara konvensional, menurutku pribadi masih tetap lebih menarik hati. Hehhe.
Ada beberapa hal yang membuatku masih terus memilih menulis secara konvensional dibandingkan di catatan ponsel:
- Kegiatan ini meredakan stress
- Menulis di buku jurnal juga memiliki keseruan sendiri, karena satu-satunya yang mengetahui isi tulisan itu hanya kita, buku jurnal dan Tuhan - Kecuali bila hilang dicolong orang
- Risiko dihack dan dibaca orang lain sangat minim karena umumnya jurnal akan disimpan di tempat khusus, terjaga, dan bersifat rahasia
- Karena mengandung banyak rahasia pribadi, resolusi dan sederet keinginan, jurnal akan mengajari pemiliknya menjadi lebih bertanggungjawab dalam urusan penyimpanan
- Menulis konvensional juga bagian dari melatih kreativitas.
- Risiko terhapus secara menyeluruh juga sangat minim seperti yang kerap terjadi di ponsel
Jurnal unik Trevi Pro by HibrKraft tampak dalam | Foto: Efa Butar-butar |
- Sampulnya yang terbuat dari kulit asli
- Aku juga suka banget sama tone warnanya yang mirip-mirip kayu gitu.
- Ukurannya A6 jadi ngga makan tempat banget
- Dilengkapi dengan gelang elastis juga yang menempel di sisi belakang jurnal. Sehingga begitu selesai menulis, kita bisa kembali menutup jurnal tersebut, mengaitkan pena di gelangnya, lalu menutup jurnal dengan gelang agar tak terbuka begitu saja. Privasi lebih aman. Urusan gelang elastis ternyata berpengaruh banget ke pemilihan jurnal ya. Hehehe
- Fungsi lain dari gelang elastisnya adalah mengganti jurnal bagian dalamnya kalau seluruh lembaran sudah habis digunakan. Catatannya itu bisa dicopot gitu dan diganti dengan catatan lain yang baru. Bisa dibeli di HibrKraft juga penggantinya. Menurutku lebih hemat gitu deh. Jadi sampulnya bisa disimpen, apalagi kalau udah terlanjur suka, ngga usah khawatir ga dapet stock sampul yang sama.
- Jenis kertasnya itu lho, tebel tapi ngga kasar, aromanya meski ngga sekuat buku baru, tapi tetep ada dan cukup nenangin.
- Tentu karena harganya juga cukup terjangkau.