Alat tempur series glow in the dark clock dari Faber-Castell | Foto: Efa Butar butar |
Memilih mengonsumsi makanan yang lebih sehat, bergerak di rumah serta mengasah kreatifitas merupakan tiga cara pilihan untuk mengisi hari-hari selama pandemi. Tentu didampingi juga dengan intens menjaga komunikasi dengan orang-orang tersayang di kejauhan.
Berat sekali saat itu. Ketakutan, rasa cemas akan kesehatan pribadi, cemas akan kehilangan orang-orang tersayang, kekhawatiran akan keberlanjutan pekerjaan, kebingungan karena kondisi yang terus masih mengancam, serta sederet perasaan tidak tenang lain memang mendominasi sejak dua orang warga Depok diumumkan positif Covid-19 pada Maret tahun 2020 lalu.
Ini bagi yang tinggal sendiri sepertiku. Sulit sekali rasanya membayangkan bagaimana dengan sebuah keluarga yang hidup dalam keterbatasan dengan ancaman makanan yang semakin tak aman bila orang tua tak lagi punya penghasilan, belum lagi kebutuhan anak serta stressnya yang sulit dihadapi.
Soetikno, Agustina, Verauli dan Tirta (2020) menemukan bahwa terdapat peningkatan masalah perilaku dan emosi yang muncul pada anak akibat paparan stress di masa pandemi Covid-19. Masalah yang muncul antara lain adalah withdrawal, somatic, anxiety, depresi, problem sosial, problem berpikir dan atensi serta agresi.
Hal ini terjadi akibat ruang gerak yang terbatas yang membuat anak merasa “dikurung”, anak juga sulit untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, orang tua pun sibuk dengan masalah masing-masing hingga puncaknya adalah kondisi psikologis yang tidak stabil.
Uring-uringan, menangis, berontak ingin bermain bersama teman, sangat manusiawi bila orang tua terpancing juga. Pada akhirnya, memang, pandemi memberikan kita tantangan yang luar biasa untuk dilewati. Semuanya. Tanpa terkecuali.
Melawan cemas saat pandemi
Perlahan, di dalam kekhawatiran tersebut, timbul juga sedikit keberanian dan keinginan untuk menjaga diri. Satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan melepaskan kecemasan itu sendiri.
Caranya cukup beragam, tinggal disesuaikan dengan perasaan nyaman mereka yang menjalani saja sekaligus tetap memastikan kegiatan tersebut tidak membahayakan kesehatan keluarga.
Seperti yang sudah kusebutkan di atas, memilih mengonsumsi makanan yang lebih sehat, bergerak di rumah serta mengasah kreatifitas adalah tiga cara yang kupilih untuk bertahan, dan tetap menarik pikiran positif ke dalam diri.
Namun, lewat berbagai kisah perjuangan melewati pandemi dari mereka yang telah berkeluarga, mengajak anak untuk turut aktif bercocok tanam, belajar memasak, menonton bersama, sampai belajar menggambar masuk dalam aktivitas seru yang direkomendasikan.
Sederet aktivitas ini juga menjadi solusi agar anak tidak melulu berhadapan dengan gadget selama di rumah.
Dengan begitu, apakah berarti anak tidak diizinkan bermain atau menggunakan gadget?
Dua sisi mata pisau penggunaan gadget
bagi anak.
Ilustrasi anak menggunakan gadget | Foto: Freepik |
Untuk menghindari tangisan anak yang kian parah, tak jarang orang tua menyodorkan gadget untuk dimainkan anak sekaligus berharap benda tersebut dapat membuat sang anak tenang dari tantrumnya. Anak tenang, tentu, orang tua juga ikut lega, kan?
Namun, perlu diketahui bahwa gadget bagi seorang anak persis seperti dua sisi mata pisau.
Hal negatifnya penggunaan gadget bagi anak:
- Masalah kesehatan fisik
- Terhambat bicara
- Masalah atensi dan konsentrasi
- Masalah pada executive function
- Masalah perilaku
- Kualitas kelekatan orangtua – anak menjadi buruk.
Sedangkan, hal positif penggunaan gadget bagi anak:
- Menjadi sumber berbagai informasi baru bagi anak
- Mengasah kemampuan berpikir dan kreativitasnya dengan bermain game di gadget
- Mendapatkan hiburan
Salah satu upaya yang bisa
dilakukan orang tua untuk menghilangkan kebosanan anak ketika tidak ada lagi
aktivitas lain sebagai pilihan untuk menghabiskan waktu, adalah berkreasi
dengan creative art series dari
Faber-Castell khususnya series Glow in
the Dark Clock.
Kegiatan menghasilkan Glow in the Dark Clock memiliki beragam manfaat bagi anak seperti:
- Kegiatan baru di masa pandemi
- Melatih kemampuan motorik halus
- Mengasah kreativitas
- Meningkatkan self Esteem & Self confidence
- Meningkatkan kelekatan atau bonding antara orangtua dan anak, serta
- Media mengekspresikan emosi.
Aku ngga tahu ini menggelikan atau tidak – semoga saja tidak ya, - sejujurnya, kegiatan ini berdampak positif tak hanya pada anak, tapi pada orang dewasa juga. Hahah. Karena aku sendiri juga nyobain aktivitas ini dan malah ketagihan.
Glow in the Dark Clock sebagai
wadah belajar, melepas stress dan mencari berbagai ide.
Hasil karya glow in the dark clock | Foto: Efa Butar butar |
Sejak kecil, aku lebih menyukai aktivitas membaca dan menulis. Menggambar, mewarnai, melukis adalah sederet kegiatan yang sering kuhindari karena memang kemampuanku tak berdiri di sana. Aku bahkan pernah mendapatkan olok-olok dari teman sekolah karena hasil gambarku paling buruk. Sejak itu, aku memutuskan tak ingin berurusan lagi dengan gambar, kuas dan aktivitas sejenisnya.
Sampai akhirnya aku dipertemukan dengan series Glow in the Dark Clock dari Faber-Castell ini.
Aktivitas ini menarik sekali, sebagai orang dewasa, aku juga sepakat bahwa aktivitas ini mampu melepas stress bahkan berpotensi untuk menghadirkan ide-ide cemerlang selama proses pengerjaannya.
Karena tadi sudah mengangkat dari sisi anak kecil, agar balance, kurasa penting untuk mendeskripsikan dampak positif produk ini bagi orang dewasa:
- Harganya yang cukup terjangkau membuat produk ini mudah ditemukan dan tidak terlalu memberatkan untuk dibeli
- Mengasah otak, tangan, mata dan kreatifitas agar selaras untuk menghasilkan karya terbaik versi diri sendiri
- Belajar berhati-hati dan berimajinasi karena kita juga bebas menggunakan kertas karbon untuk membentuk rupa atau gambar lain sesuai yang kita inginkan
- Hasil akhirnya juga lumayan untuk dijadikan hiasan jam di kamar tidur
- Ampuh melepas stress karena saat pelaksanaannya, kita benar-benar merasa sedang melakukan yang terbaik. Waktu tidak terasa terbuang begitu saja.
- Di tengah-tengah pengerjaannya, sering kali mampir ide-ide kreativ dan menarik untuk dieksekusi dalam bentuk tulisan
- Lebih bisa menghargai dan percaya pada diri sendiri karena berhasil membuat satu karya yang selama ini selalu kuhindari
Walaupun terkesan mudah, proses pembuatan produk ini terbilang cukup rumit, lho. Butuh kehati-hatian, ketelitian dan fokus di setiap tahapan pengerjaannya.
Oh iya, tips dari aku bila ingin mengeksekusi series glow in the dark clock dari Faber-Castell ini, pastikan kamu sudah benar-benar selesai dari urusan kantor, tanggungjawab di rumah atau kegiatan penting lainnya. Karena begitu memegang benda ini, kamu akan terhanyut dalam kesibukan dan bikin lupa segala masalah di luaran. Heheh.