![]() |
Peresmian pabrik daur ulang PET |
Di tengah perjalanan terutama saat
macet-macetan, haus menjadi hal yang tak terelakkan. Kalau kebetulan bawa botol
minum pribadi sih, lumayan. Kalau ngga? Mau ngga mau harus beli, demi
menghilangkan dahaga.
Air minum dalam kemasan (AMDK) mudah
sekali ditemukan. Di supermarket, di mini market, di warung-warung kecil di
pinggir jalan, bahkan di tengah-tengah kemacetan, ada saja yang datang
menjajakan AMDK ke kendaraan yang terjebak.
Tidak dipungkiri, kehadiran mereka
tentu sangat membantu permasalahan dehidrasi di berbagai kondisi. Sayangnya,
sebagian konsumen masih saja kesulitan untuk bertanggungjawab atas masalah
sampah pribadi, seperti membuang sampah tidak pada tempatnya.
Emang kenapa sih kalau buang sampah
sembarangan?
Di jalan-jalan besar ibukota, sebetulnya pemerintah sudah menempatkan tempat sampah di berbagai sudut. Malah disediakan 3 tempat sampah secara berderet agar masyarakat bisa menempatkan sampah sesuai jenisnya
- Tempat sampah berwarna hijau untuk sampah organik
- Tempat sampah berwarna kuning untuk sampah anorganik, dan
- Tempat sampah berwarna merah untuk sampah B3 (Bahan berbahaya dan beracun)
Bila semua masyarakat secara bersamaan
membuang sampah pada tempatnya, maka sampah juga akan lebih mudah diambil oleh
petugas kebersihan. Disadari atau tidak, kita juga sudah berkontribusi untuk
kesehatan dan keselamatan petugas kebersihan terutama menyangkut sampah B3.
Sebaliknya nih, bila sampah dibuang sembarangan, maka akan:
- Mengurangi kebersihan dan keindahan kota yang kita tinggali
- Salah satu alasan di balik terjadinya banjir
- Mengotori area yang menjadi tempat hidup ekosistem lain, seperti laut
- Menjadi sumber penyakit
- Mempersulit tim kebersihan untuk melaksanakan tugas
Salah satu penyumbang sampah adalah plastik, termasuk botol AMDK yang kerap kita beli di berbagai tempat, di berbagai kondisi. Ini juga salah satu alasan anjuran untuk membawa botol minum saat bepergian terus dikumandangkan. Kalau kata Danone sih, bijak berplastik.
PT
Veolia Services Indonesia, hilir sampah PET terbesar dan termutakhir di
Indonesia, diresmikan
Pabrik daur ulang PET Veolia Indonesia
Masih berkaitan dengan kampanye bijak berplastik yang terus digaungkan oleh Danone, kabar baik lainnya adalah, botol bekas AMDK
itu kini memiliki “rumah” untuk mendapatkan pengolahan.
Sebagai bentuk komitmen untuk turut
mendukung agenda pemerintah dalam menangani sampah plastik di laut sebesar 70%
pada tahun 2025, PT Veoilia Services Indonesia (Veolia Indonesia) yang didukung
oleh PT Tirta Investama (Danone-AQUA) sebagai customer utama, membangun pabrik
daur ulang dan pemrosesan ulang botol PET (Polyethylene
Terephthalate) terbesar di Indonesia.
Setelah mulai beroperasi sejak April lalu, pada
tanggal 30 Juni 2021, pabrik daur ulang PET terbesar dan termutakhir yang
berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur ini, akhirnya diresmikan.
Peresmian pabrik yang dilakukan secara virtual ini dihadiri oleh:
- Menteri Perindustrian Indonesia
- Gubernur Jawa Timur yang diwakili oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi Jawa Timur
- DirJen Pengelolaan sampah, limbah dan bahan beracun berbahaya KLHK
- CEO Veolia Services Indonesia
- Presiden Director of Danone-AQUA
- Wakil Bupati Pasuruan
- Asisten deputi pengolalaan sampah dan limbah Kementerian Koordinator bidang kemaritiman dan investasi
- Direktur wilayah IV Kementerian Investasi
- Koordinator restorasi DirJen pengelolaan ruang laut Kementerian Kelautan dan perikanan, dan
- Duta besar Prancis untuk Indonesia.
Dari
tadi ngomongin PET – PET, PET itu apa sih?
Kok perlu didaur ulang segala?
Polietilena tereftalat adalah suatu resin polimer plastik
termoplast dari kelompok poliester. Seperti yang sudah dibahas di atas, PET
ini biasa dipakai untuk memproduksi botol plastik berwarna
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, wadah
makanan dan hampir semua botol minuman lainnya.
Sebetulnya, hampir di segala aspek kehidupan, bahan PET ini
bisa juga kita temukan. Dengan penggunaannya yang cukup banyak, tentu sangat
disayangkan bila akhirnya akan bertumpuk menjadi sampah semata.
Berkat hadirnya pabrik daur ulang PET, maka botol bekas AMDK
dan benda-benda berbahan PET lainnya yang tadinya hanya berbentuk sampah, dapat
didaur ulang kembali dan diproduksi lagi menjadi botol berbahan food grade atau botol yang digunakan
untuk membungkus makanan dan minuman dengan kualitas terjamin dan tidak akan
mengantarkan zat berbahaya ke makanan.
Tahun 2019 lalu, sebagai pionir dalam pengelolaan sampah
plastik di Indonesia dan berkomitmen untuk berkontribusi dalam memberikan
solusi inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia,
Danone-AQUA bahkan telah meluncurkan botol air minum pertama di Indonesia yang
terbuat dari 100% PET daur ulang.
![]() |
Botol air minum yang terbuat dari 100% PET daur ulang | Foto: Danone |
Danone-AQUA akan menjadi konsumen terbesar pabrik daur ulang PET dengan total kapasitas produksi pabrik sebanyak 25.000 ton/tahun. Selain itu, pabrik daur ulang PET ini juga dapat memenuhi kebutuhan konsumen lain yang membutuhkan botol plastik food grade.
Di
sisi berbeda, kerjasama antara Danone-AQUA dan PT Veolia Indonesia ini juga
akan menjadi langkah untuk memberdayakan pemulung dan pekerja di sektor
persampahan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keamanan/keselamatan saat
bekerja sekaligus meningkatkan kualitas hidup mereka secara sosial dan ekonomi.
Hal yang dilakukan diantaranya
dengan memfasilitasi pemberian asuransi BPJS dan pembukaan tabungan pensiun
serta tabungan emas kepada para pemulung.