![]() |
Narasumber dan Host Peluncuran program SAMTAKU |
Kebiasaan masa kecil yang dibawa hingga dewasa
Maaf, terima kasih dan tolong. Tiga kata yang sedari kecil sering digaungkan dan selalu diterapkan oleh orang tuaku.
Terima kasih adalah sebuah keharusan yang semestinya disampaikan setelah mendapatkan pertolongan atau kebaikan dari siapapun dan dalam bentuk apapun itu. Baik dari orang tua, sebaya, atau seseorang yang usianya jauh lebih muda. Mengucapkan terima kasih menjadi keharusan tanpa pandang bulu.
Sering kali mengucapkan terima kasih ini menjadi sebuah beban ketika yang melakukan kebaikan adalah seseorang yang berusia lebih muda. Ada semacam perasaan gengsi untuk mengucapkannya. Atau mungkin, bila seseorang yang membantu berasal dari golongan berbeda. Sama halnya dengan maaf dan tolong.
Beruntungnya, aku punya orang tua yang tegas mengajarkan ketiga hal ini.
Di satu waktu dulu, aku dan adikku bergantian memainkan sebuah mainan. Sampai akhirnya aku menarik paksa mainan tersebut dari tangan adikku karena kurasa dia sudah bermain terlalu lama, dan aku juga ingin memainkan benda tersebut.
Menarik mainan tersebut dengan sangat tiba-tiba dari tangan mungilnya membuatnya terkejut. Tangannya yang menggenggam tak terlalu erat sedikit robek dan mengeluarkan darah. Lalu jatuh terduduk sembari menangis.
Mama yang melihat kejadian tersebut memintaku untuk meminta maaf. Kala itu, aku berkelit bahwa aku tak salah. Adikkulah yang terlalu lama bermain sehingga aku menarik paksa mainan tersebut. Rasanya malu kalau harus minta maaf pada adik sendiri.
Tapi mamaku bilang, tak peduli seberapa inginnya memainkan benda tersebut, semestinya bisa diminta dengan baik-baik.
Aku yang masih terus diliputi gengsi untuk meminta maaf, akhirnya luluh juga ketika tiba-tiba adikku datang dan memelukku dengan ingusnya yang berseliweran di wajah. Hehehe. Akhirnya aku ya minta maaf juga.
Dan kamu tahu? Kebiasaan itu masih terlaksana dengan baik hingga di usiaku saat ini. Bahkan, tiga kata ini sangat membantu dalam berbagai situasi dan di berbagai tempat.
Nah, ini baru dari satu keluarga, dan satu topik kebaikan nih. Kebayang ngga kalau seluruh anak di keluarga Indonesia diajak untuk berbuat kebaikan di berbagai bidang sejak dini?
“Sampahku, Tanggung Jawabku” Edukasi Digital dari Aqua dan Sekolah.mu, untuk
PAUD dan SD
Pandemi yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun ini memaksa hampir semua kegiatan edukasi tatap muka harus terhenti, termasuk kegiatan pendidikan tentang menjaga lingkungan. Padahal, mendidik anak sejak dini untuk membiasakan diri dalam menjaga lingkungan dapat menumbuhkan kebiasaan gaya hidup berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Sama seperti yang diterapkan oleh orang tuaku tentang pentingnya kata maaf, tolong dan terima kasih sejak kecil, pendidikan akan menjaga lingkungan juga penting disampaikan sejak dini agar di masa mendatang, urusan lingkungan tak lagi menjadi sebuah beban, melainkan sebuah kebiasaan.
Selain itu, program ini juga dihadirkan untuk meningkatkan keterampilan tentang pengelolaan sampah untuk mengurangi dampak sampah Indonesia dan berkontribusi pada gerakan Indonesia bersih dengan terus menyediakan hidrasi sehat.
Beruntungnya, Danone AQUA dan sekolah.mu, sebuah wadah edukasi digital berkolaborasi untuk meluncurkan modul digital pembelajaran interaktif “Sampahku, Tanggung Jawabku”. Program ini juga sekaligus menjadi program lanjutan dari komitmen bijak berplastik AQUA pada pilar edukasi.
Mengangkat judul “AQUA dan sekolah.mu Ajak Anak Indonesia Kelola Sampah Melalui e-Learning Interaktif” peluncurkan modul interaktif anak ini dilakukan pada Kamis, 6 Mei 2021 dengan menghadirkan beberapa narasumber, seperti:
- Intan Kartika, selaku Brand Director AQUA
- Ratih Anggraeni, selaku Head of Climate and Water Stewardship Danone-Indonesia
- Najeela Shihab, selaku founder Sekolah.mu
- Jumeri, S.TP., M,Si, selaku perwakilan dari Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
SAMTAKU, ajak anak belajar bertanggung jawab akan lingkungan dengan
cara mudah dan menarik
Program “Sampahku, Tanggung Jawabku” dihadirkan menyasar anak PAUD dan SD dan dikemas untuk memudahkan orang tua dan anak agar bisa mengakses serta mengunduh materi dengan cara yang mudah. Selain itu, pembelajaran yang disampaikan juga disesuaikan dengan kebutuhan anak PAUD dan SD.
Adapun keunggulan lain yang ditawarkan program SAMTAKU yang terinstegrasi secara digital ini, antara lain:
- Materi belajar yang interaktif baik berupa video dan buku cerita,
- Aktivitas menyenangkan
- Panduan kelola sampah yang dapat diakses selamanya
- Gratis
- Mendapatkan sertifikat kelulusan
- Rapor program
- Anak akan mendapatkan pengalaman terlibat langsung dalam proses pembuatan biopori yang nantinya seluruh aksi dan karyanya akan didokumentasikan dalam portofolio sebagai referensi penilaian perkembangan anak di sekolah maupun bagi orang tua
Ikuti keseruan program SAMTAKU, DAFTAR SEKARANG!
Program “Sampahku, Tanggung Jawabku” dapat diakses secara gratis selamanya. Ngga heran bila semakin hari semakin banyak orang yang ikut nyobain program ini.
Hingga kini, tercatat ada 1603 pengguna di program SD serta 790 ulasan, dan 1851 pengguna di program PAUD dan 657 ulasan.
Buat kamu yang punya anak, keponakan, atau keluarga di umur 4-12 tahun, bisa juga, lho, nyobain program dari AQUA dan Sekolah.mu ini.
Kamu bisa daftar di link modul Sampahku Tanggung Jawabku ini untuk kelas PAUD:
Dan di link modul Sampahku Tanggung Jawabku ini untuk kelas SD:
Linknya jangan sampai tertukar yaa. Selamat belajar.