Mengetahui defenisi green jobs
Pernahkah
kamu mendengar istilah green jobs?
Sejujurnya, aku pribadi baru mendengar istilah ini usai membaca pengumuman
lomba blog di akun Instagram Indonesian
Social Blogpreneur atau yang dalam lingkup Blogger dikenal dengan nama
Komunitas ISB.
Sebuah
istilah baru asing yang membuat kesimpulan cepatku saat itu bahwa istilah ini
menyangkut pekerjaan karena adanya kata “jobs”
di sana.
Tak
ingin sibuk dengan tebak-tebakan sendiri, sepintas aku coba googling tentang apa itu green jobs.
Menurut International
Labour Organization (ILO), green jobs atau pekerjaan ramah lingkungan menjadi
lambang dari perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan serta mampu
melestarikan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi
yang akan datang.
Mungkin bagi beberapa orang, defenisi ini masih cukup rumit.
Kalau berdasarkan webinar kolaborasi antara Coaction dan ISB yang kuikuti
minggu lalu, secara sederhana, green jobs
didefenisikan sebagai setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siapa saja yang bisa
mengurangi dampak lingkungan dan mampu melestarikan lingkungan hidup.
Beberapa contoh green jobs di Asia Pasifik
Di Asia Pasifik, ada beberapa green jobs yang telah berjalan, seperti:
- Profesional yang bergerak di bidang jasa pemulihan bangunan (China)
- Para penanam bakau dalam program adaptasi iklim (Vietnam)
- Teknisi sistem energi matahari (China)
- Spesialis eksplorasi panas bumi (Indonesia)
- Petani organik (Filipina)
- Pendaur ulang limbah dengan kondisi kerja yang layak di koperasi yang terorganisir dengan baik (Indonesia)
- Pemandu wisata ekoturisme lokal (Samoa)
- Pekerja di bidang prasarana umum di daerah pesisir pantai (Bangladesh)
- Pekerja restorasi lahan basah (Thailand)
- Auditor energi di industri pengolahan udang (Bangladesh)
Belum banyak green jobs
yang berjalan di Indonesia. Dan ini tentu menjadi PR bersama. Di sinilah peran
Coaction Indonesia atau Koaksi Indonesia.
Coaction Indonesia merupakan sebuah organisasi nirlaba yang
berperan sebagai simpul jejaring dan simpul pembelajaran ide-ide inovatif untuk
berkontribusi pada program-program pembangunan berkelanjutan di seluruh
nusantara. Btw, kamu juga bisa bergabung kalau mau, langsung aja daftar di green jobs.
Organisasi ini bekerja sama dengan multi pihak, mulai dari
pemerintah, sektor swasta, lembaga riset dan pendidikan, organisasi masyarakat
sipil, komunitas dan para penggerak muda untuk memberikan solusi dan aksi
konkrit dalam rangka percepatan pengembangan energi terbarukan yang nantinya
akan menjadi pendorong inisiatif perubahan di sektor-sektor lain, seperti transportasi
berkelanjutan dan pangan.
Kontribusi anak muda
perintis usaha menjadi pelaku green jobs
Jika melihat beberapa contoh green jobs yang telah berjalan di Asia Pasifik, rasanya berat, ya, buat berjalan beriringan. Apalagi buat anak-anak muda yang sedang merintis
usaha. Bisa apa kita?
Di artikel sebelumnya, aku ada bercerita tentang bisnis yang
saat ini kugeluti. Ketika mendengarkan webinar tentang green jobs ini, serta merta aku berpikir, kontribusi apa yang
bisa kulakukan untuk menjadi pelaku green
jobs?
Baca juga: Inventaris Tepat untuk Bisnis Jaga-jaga di Tengah Ancaman PHK
Sebagai informasi, saat ini aku sedang mendalami bisnis di
Oriflame. Semacam reseller dengan
membangun jaringan di dalamnya.
Mengikuti pembicara yang membuat defenisi green jobs menjadi lebih sederhana, aku
turut mengikuti pemikiran tersebut. Mencari cara yang juga sederhana untuk membuat bisnis yang kugeluti menjadi pekerjaan hijau.
Berikut setidaknya lima cara sederhana yang telah kuterapkan
selama merintis usaha dengan menjadi beauty
entrepreneur Oriflame.
1. Gunakan kemasan original
dari distributor
Umumnya, distributor akan membungkus pesanan per produk. Jika
produk yang dipesan banyak, maka keseluruhannya akan dikemas kembali dalam
sebuah kemasan yang lebih besar untuk mempermudah pengangkutan dan pengiriman
barang. Kamu bisa menggunakan kemasan original dari distributor saat
mengirimkan pesanan pelangganmu.
Jangan serta merta membuang kemasan besar dari distributor. Simpan
dengan baik. Sewaktu-waktu, kamu akan membutuhkannya kembali untuk kebutuhan
yang sama, yakni pengemasan.
Dengan memanfaatkan kemasan original dari distributor, kamu
dapat mengurangi penggunaan plastik tambahan.
Agar lebih unik, kamu juga dapat memanfaatkan katalog (jika
punya) bulan lalu sebagai pembungkus produk yang akan kamu kirimkan.
2. Gunakan kemasan karton dan minimalisir
repacking dengan plastik
Hindari penggunaan single-use
carton. Jika kamu memiliki, gunakan kemasan karton saat mengirim produk
pada pelangganmu.
Memang, masih sulit untuk benar-benar tidak menggunakan
plastik 100%, tindakan yang bisa kita lakukan adalah mengurangi penggunaannya.
Sama seperti mini market dan pasar modern lain yang kini
telah membatasi penggunaan plastik, kita yang merupakan pelaku usaha juga dapat
menerapkan ini dalam bisnis kita.
Terlihat sangat sederhana memang, bahkan seolah tidak
berdampak. Tapi sebagai informasi, ada sekitar 3,6jt member Oriflame di seluruh
dunia. Jika masing-masing melakukan hal yang sama, yakni meminimalisir
penggunaan plastik saat repacking
produk, maka dampaknya untuk bumi tentu sangat terasa.
Itu baru bicara tentang Oriflame saja. Bagaimana dengan
reseller dari bisnis lain? Belum lagi tren e-commerce yang meningkat pesat
selama pandemi.
Hal yang sederhana tersebut, jika sama-sama dilakukan tentu
akan sangat menjaga bumi dari kerusakan akibat penggunaan plastik yang
berlebihan.
3. Belanja daring pada
distributor
Belilah produk-produkmu secara daring dan hindari langsung ke
toko. Belanja dalam jumlah yang banyak umumnya akan membuat pemilik usaha
datang langsung ke toko dengan mengendarai kendaraan yang akan dijadikan
sebagai tempat barang belanjaan.
Mengendarai kendaraan untuk berbelanja, tentu akan kembali
menyumbangkan polusi bagi lingkungan lewat penggunaan bahan bakarnya. Dengan
mempercayakan pengiriman pada kurir khusus distributor, kamu telah berkontribusi
mengurangi polusi udara.
4. Belanja dalam jumlah yang
banyak
Hindari berbelanja dalam jumlah yang sedikit namun sering.
Berbelanjalah dalam jumlah yang banyak bila memang kamu perlukan. Dengan
demikian, pengiriman oleh kurir dapat dilakukan secara bersamaan dan kontribusi
polusi udara dapat semakin ditekan.
5. Memilih perekat kertas
Alih-alih menggunakan perekat plastik, gunakan perekat kertas
untuk membungkus produk yang akan kamu kirimkan.
Sederhana ya, namun jika seluruh penggiat usaha di seluruh
dunia melakukannya, kita bisa bersama-sama menciptakan lingkungan hijau. Aku
sudah coba terapkan, kamu kapan?
Sumber-sumber:
https://coaction.id/tentang-koaksi-indonesia/