![]() |
Selamat menyambut hari Ibu, udah bahagiain Ibumu hari ini? |
Delapan hari menuju hari Ibu, di
hari-hari seperti ini, biasanya lini masa media social ramai dengan foto
pengguna berdua atau beramai ramai dengan ibunya disertai ucapan yang begitu manis, haru, dan
menggemaskan. Banyak orang yang memberikan kejutan, hadiah atau buket bunga dan
cara-cara manis lain untuk menyenangkan hati sang ibu. Hal ini juga terjadi
antara suami terhadap istrinya.
Tentang Hari Ibu
Di Indonesia, hari Ibu sendiri
diperingati setiap tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden
Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No 316 tahun 1959 pada
ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.
Tanggal ini dipilih untuk
merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa
dan bernegara. Meski kini makna hari Ibu telah banyak berubah, perayaan
tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu (Sumber:
Wikipedia)
.
Tentang Hari Ibu
Berbicara tentang hari Ibu dengan
pengertian “rasa cinta”. Sedikit aneh karena pernyataan “cinta” ini hanya ramai
muncul di tanggal 22 saja. Lalu, apakah di tanggal-tanggal sebelum dan sesudahnya
cinta itu sirna? Atau cinta itu hanya hadir lewat media social saja?
Betulkah kita benar-benar cinta?
Apakah ada penyampaian langsung kepada ibu saat hari ibu itu sendiri tiba? Atau
kita hanya mengungkapkannya lewat dunia maya?
Jika begitu mudahnya
mengungkapkan perasaan kepada pasangan, kenapa pada orang tua sendiri rasanya
sulit sekali? Terasa kaku dan malu.
Aku pernah coba katakan kepada
Mamak “Mak, aku sayang mamak.” Eh
sama Mamak malah nanya balik “Ada apa?
Lagi ada masalah di kantor?” padahal aku mengatakannya ya karena saat itu
memang sedang rindu dan ingin mengatakan saja. Tidak ada alasan lain.
Jadilah aku malu sendiri. Sejak
itu, perasaan itu “kulakukan” bukan lagi kuungkapkan.
Karena Cinta Tak Melulu Tentang Hadiah.
Aku “melakukan” perasaan itu dengan
berbagai cara, salah satu caranya adalah bercerita. Karena cinta tak melulu
tentang hadiah.
2 hari lalu aku berbincang sama
mamak perihal banyak hal. Tentang kegiatanku, tentang pekerjaanku, tentang pikiranku,
tentang hatiku, tentang jokes garing
yang ngga bikin mamak ketawa lalu akhirnya tertawa sendiri saat ngeh kalau aku sedang mengajaknya
bercanda. Heheh.
Kurang lebih satu jam kami
berbincang panjang. Di akhir pembicaraan, Mamak bilang “Mamak suka kalau kalian cerita begini.”
Selama ini, berbicara lewat
telepon dengan pasangan hingga berjam jam lumrah dilakukan. Saat dengan orang
tua, sepertinya beberapa menit saja terasa lama. Salah satu alasan mengapa tak
ingin lama-lama adalah takut orang tua bosan dan aku sendiri kehabisan bahan
omongan.
“Kok Mamak ngga pernah bilang?”
Sedikit menahan suara, kupikir
itu mungkin rasa haru yang sedang Beliau tahan. “Kalau nanti mamak tanya pas kalian cape, kasihan. Kalau nanti mamak
tanya tentang pacar kalian dan ternyata kalian belum punya lalu malah
kepikiran, Mamak ngga tega.”
Pada intinya, banyak sekali yang
ingin Beliau ketahui tentangku, tentang anak-anaknya yang di perantauan.
Tentang kegiatan, tentang pekerjaan, tentang pikiran, atau sekedar bertukar
kabar, tentang perasaan anak-anaknya, tentang kebahagiaan, juga tentang
pergumulan anak-anaknya.
Hanya saja, dia menahan diri untuk bertanya agar anaknya tidak tersinggung jika pertanyaan yang diajukannya tidak sesuai dengan kondisi sang anak. Dia hanya menjaga hati dan menanti kapan anak membuka diri berbagi informasi.
Meski mungkin tak bisa memberi
banyak bantuan, setidaknya aku sebagai anak membuka diri untuk berkenan
bercerita dan melibatkannya dalam setiap keadaanku.
Ini bukan defenisi rapuh, ini
tentang perasaan sensitive orang tua yang kian meningkat di masa tuanya yang
patut dihargai. Perasaan ingin terus merasa dekat lewat berbagi cerita dengan
anaknya.
Menyambut hari Ibu, masih ada delapan hari lagi, barangkali kamu sedang rindu tapi malu untuk mengungkapkannya.
Cobalah untuk bercerita. Bercerita apa saja. Pastikan kamu mengajaknya di waktu
yang tepat. Bahagiakan Ibumu dengan cerita kehidupanmu yang menyenangkan.
Tentang betapa bahagianya kamu
terlahir dari Ibu hebat darinya yang menurunkan keinginan menang dan survive yang kuat dari dirinya. Tentang
kamu yang terus berjuang untuk mimpimu dengan Ibumu sebagai penyemangat di
dalamnya.
Ibumu menantimu bercerita, jangan
menahan rasa, jangan menunggu untuk ditanya. Selamat menyambut hari Ibu,
bahagiakan mereka dari hati ke hati, bukan dari media social untuk orang lain.
Karena sejatinya cinta untuk diungkapkan dan dilakukan ke orang yang seharusnya
menerimanya, bukan orang lain yang hanya melihat tanpa peduli dengannya.
Dan teruntuk kamu pemilik hati yang sedang merindu karena Ibu telah kembali ke pangkuanNya, tetaplah tersenyum. Banggakan ibumu dengan berbagai cara. Dari sini, aku turut mengirimkan doa untuk kebahagiaannya di sana. Semoga kamu dan hatimu pun selalu baik-baik saja. Ibumu begitu menyayangimu.
Dan teruntuk kamu pemilik hati yang sedang merindu karena Ibu telah kembali ke pangkuanNya, tetaplah tersenyum. Banggakan ibumu dengan berbagai cara. Dari sini, aku turut mengirimkan doa untuk kebahagiaannya di sana. Semoga kamu dan hatimu pun selalu baik-baik saja. Ibumu begitu menyayangimu.